Logo Bloomberg Technoz

Para korban berkisar dari pembeli di Taiwan yang membeli suplemen kesehatan palsu hingga investor di Amerika Serikat (AS) dan Kanada, di mana ditipu sampai kehilangan tabungan mereka. “Kita perlu melakukan investasi signifikan untuk mengurangi kerugian yang terus meningkat,” kata staf Meta kepada para pemipin operasi keamanannya dalam presentasi internal pada April 2024.

Oleh karena itu, Meta membentuk tim anti-penipuan yang melampaui upaya sebelumnya untuk memantau penipuan dan aktivitas terlarang lainnya dari China. Dengan menggunakan pelbagai alat penegakan hukum yang ditingkatkan, mereka memangkas iklan bermasalah tersebut sekitar setengahnya selama paruh kedua 2024, yang sebelumnya 19% menjadi 9% dari total pendapatan iklan asal China. 

“Sebagai hasil dari perubahan strategi integritas dan tindak lanjut dari Zuck,” tulis sebuah dokumen akhir tahun 2024, dengan tim penegakan iklan di China diminta untuk menghentikan sementara pekerjaannya. Namun Reuters tak dapat mengetahui detil keterlibatan Chief Executive Officer (CEO) Meta Mark Zuckerberg atau apa yang dimaksud dengan “perubahan strategi integritas” tersebut.

Seusai adanya masukan dari Zuckerberg, dokumen-dokumen tersebut memperlihatkan Meta membubarkan tim anti-penipuan yang berfokus pada China. Mereka pun mencabut pembekuan yang telah diberlakukan untuk memberikan akses kepada agen periklanan baru China ke platform mereka. 

Salah satu dokumen menunjukkan Meta menunda beberapa langkah anti-penipuan lainnya yang menurut pengujian internal bakal efektif. Akan tetapi, dokumen tersebut tak merinci detil langkah-langkah tersebut.

Menurut dokumen tambahan menunjukkan Meta mengambil sejumlah langkah ini, bahkan saat konsultan eksternal yang mereka pekerjakan menghasilkan penelitian. Di mana memperingatkan “perilaku dan kebijakan Meta sendiri” dan mendorong korupsi sistemik di pasar China untuk iklan, yang menargetkan pengguna di negara lain. 

Akibatnya, hanya dalam beberapa bulan setelah tindakan penertiban singkat Meta, sejumlah agensi periklanan baru Beijing membanjiri Facebook dan Instagram dengan iklan terlarang. Pada pertengahan 2025, iklan terlarang kembali naik menjadi sekitar 16% dari pendapatan Meta di China.

Eks direktur senior manajemen produk di Facebook hingga 2020, Rob Leathern mengatakan skala iklan predator yang terungkap dalam dokumen tersebut menunjukkan adanya kerusakan besar dalam perlindungan konsumen di raksasa medsos itu. “Tingkat yang Anda bicarakan itu tidak dapat dibenarkan,” katanya tentang persentase iklan. “Saya tidak tahu bagaimana ada orang yang bisa berpikir ini baik-baik saja.” 

Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, juru bicara Meta, Andy Stone, menyebut pekerjaan tim khusus yang didedikasikan untuk memerangi penipuan di China selalu dimaksudkan untuk bersifat sementara. Dia menambahkan, Zuckerberg tak memerintahkan pembubaran tim tersebut.

Stone mengatakan perintah Zuckerberg kepada tim yang bekerja pada penipuan dan bahaya berisiko tinggi lainnya adalah untuk melipatgandakan upaya untuk menguranginya di seluruh dunia, termasuk China. Sebagai bagian dari proses penegakan hukum normalnya, ujar Stone, sistem otomatis Meta selama 18 bulan terakhir telah memblokir atau menghapus 46 juta iklan yang dikirimkan lewat mitra bisnisnya di China, biasanya sebelum pengguna melihatnya.

Kemudian dia mengatakan Meta sudah memutuskan hubungan dengan beberapa agensi China yang tidak disebutkan namanya karena perilaku buruk di masa lalu, serta perusahaan memotong komisi untuk mitra China yang menjalankan terlalu banyak iklan dan melanggar aturan. “Penipuan meningkat tajam di internet, didorong oleh penjahat yang gigih dan sindikat kejahatan terorganisir, canggih, serta terus mengembangkan skema mereka untuk menghindari deteksi,” kata Stone. 

“Kami fokus untuk memberantasnya dengan menggunakan langkah-langkah teknis canggih dan alat-alat baru, mengganggu jaringan penipuan kriminal, bekerja sama dengan mitra industri dan penegak hukum, dan meningkatkan kesadaran di platform kami.”

Pernyataan tersebut tak menjawab banyak pertanyaan yang diajukan oleh Reuters kepada Meta ihwal dokumen-dokumen tersebut, diskusi kebijakan yang tercermin di dalamnya, atau keputusan bisnis yang diambil perusahaan sebagai hasilnya. Pengungkapan tentang bisnis Meta di China ini muncul pada saat raksasa medsos tersebut sudah dikritik karena gagal membatasi banjir iklan yang mempromosikan penipuan dan barang-barang terlarang.

 Pada bulan lalu, Reuters melaporkan bahwa Meta menghasilkan US$7 miliar atau setara dengan Rp117,3 triliun per tahun hanya dari sebagian iklan penipuan yang dianggapnya “berisiko tinggi,” dan 10% dari pendapatan perusahaan pada 2024—sekitar US$16 miliar atau sekitar Rp268,2 triliun—diproyeksikan berasal dari iklan penipuan, perjudian ilegal, dan produk terlarang. Sesudah muncul berita tersebut, dua senator AS meminta Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange Commission/SEC) dan Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission/FTC) untuk menyelidiki masalah ini dan melakukan penegakan hukum yang tegas jika diperlukan.

(far/spt)

No more pages