Katanya, dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, terdapat 17 subsektor mengalami ekspansi dan 6 subsektor mengalami kontraksi.
"Subsektor yang ekspansi memiliki kontribusi sebesar 79,49% terhadap PDB Industri Pengolahan Nonmigas Triwulan II 2025," tambahnya.
Selain itu, terdapat dua subsektor dengan nilai IKI tertinggi adalah Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Tradisional (KBLI 21) dan Industri Pengolahan Lainnya (KBLI 32).
Sedangkan 6 lainnya adalah Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur), Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16), Industri Karet, Barang dari Plastik (KBLI 22), Industri Logam Dasar (KBLI 24), Industri Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatan (KBLI 25), Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik (KBLI 26), dan Industri Alat Angkutan Lainnya (KBLI 30).
Pada bulan Desember 2025, nilai IKI variabel pesanan baru mengalami perlambatan sebesar 3,17 poin atau mencapai 52,76. Selanjutnya, nilai IKl variabel persediaan produk juga mengalami perlambatan sebesar 1,20 poin atau mencapai 54,99.
Sebaliknya, nilai IKl variabel produksi masih kontraksi namun naik sebesar 0,92 poin atau mencapai 48,41.
(ell)






























