Logo Bloomberg Technoz

Nastiti juga menyoroti masih kelirunya penggunaan istilah “flu” di masyarakat Indonesia. Menurutnya, tidak semua demam, batuk, dan pilek dapat disebut sebagai influenza. Gejala ringan yang membaik dengan istirahat umumnya merupakan common cold atau selesma, yang disebabkan oleh berbagai virus ringan dan jarang menimbulkan komplikasi berat.

Berbeda dengan selesma, influenza dapat menyebabkan gejala berat seperti demam tinggi, menggigil, nyeri otot, sakit kepala, hingga berisiko menimbulkan pneumonia. Dalam kondisi tertentu, influenza bahkan dapat berujung pada gagal organ dan mengancam nyawa, terutama pada kelompok risiko tinggi.

Terkait varian yang disebut superflu, Nastiti menjelaskan bahwa subklade K merupakan bagian dari virus influenza A H3N2 yang memiliki tingkat evolusi tinggi. Varian ini berpotensi menimbulkan lonjakan kasus secara massal, terutama di negara dengan musim dingin panjang, sehingga dapat membebani sistem layanan kesehatan.

Meski demikian, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah bahwa subklade K menyebabkan tingkat keparahan yang lebih tinggi dibandingkan varian influenza A lainnya. “Keparahannya masih mirip dengan influenza A pada umumnya,” kata Nastiti.

Ia menegaskan bahwa vaksinasi influenza tetap efektif dalam menurunkan risiko penularan maupun keparahan penyakit. Laporan sejauh ini juga belum menunjukkan bahwa subklade K kebal terhadap vaksin influenza, meski kerentanan lebih tinggi ditemukan pada individu yang belum mendapatkan imunisasi.

(dec/spt)

No more pages