Apabila proses akuisisi tersebut rampung, grup Petrindo secara konsolidasi akan menguasai cadangan batubara termal dan metalurgi sekitar 378 juta ton, yang berpotensi menempatkannya sebagai salah satu pemain besar di industri tambang nasional.
Selain proyek jasa pertambangan, Petrosea melalui entitas patungan PT Lintas Kelola Bersama (LKB)—yang dimiliki 51% oleh Petrosea dan 49% oleh PBP—juga tengah merampungkan pembangunan infrastruktur jalan tambang.
Hauling road yang dikelola LKB memiliki panjang sekitar 29,6 kilometer dan terbagi dalam enam segmen, dengan pelaksanaan konstruksi dilakukan oleh Petrosea.
Presiden Direktur Petrosea Michael menyatakan capaian ini mencerminkan kemampuan perseroan dalam mengelola proyek pertambangan terintegrasi secara berkelanjutan. “Kami memastikan seluruh pengembangan, termasuk pengelolaan hauling road, dijalankan secara prudent dan sesuai ketentuan yang berlaku,” ujarnya.
Dengan pengalaman lebih dari 50 tahun, Petrosea terus memperkuat posisinya sebagai penyedia layanan terpadu di sektor pertambangan, energi, dan infrastruktur, mencakup EPC, jasa pertambangan, EPCI lepas pantai, hingga logistik di kawasan Asia Pasifik dan Oseania.
(dhf)






























