Musk menanggapi sebuah cuitan tentang pembatasan ekspor China dengan mengatakan di X: “Ini tidak baik. Perak dibutuhkan dalam banyak proses industri.”
Langkah China tersebut pada dasarnya merupakan perpanjangan dari kebijakan sebelumnya dan pertama kali diumumkan oleh Kementerian Perdagangan pada 30 Oktober.
Meski China termasuk tiga produsen perak terbesar dunia — sebagian besar sebagai produk sampingan dari logam industri — negara itu juga merupakan konsumen terbesar global, sehingga bukan eksportir utama.
“Atmosfer spekulatifnya sangat kuat,” kata Wang Yanqing, analis di China Futures Ltd., sambil menambahkan bahwa pembahasan mengenai langkah Beijing untuk memperketat ekspor tidak berdasar.
“Ada sensasi seputar ketatnya pasokan spot, dan saat ini sudah agak ekstrem.”
Akselerasi harga perak yang telah melonjak lebih dari 40% bulan ini dan berada di jalur kinerja tahunan terbaik sejak pencatatan dimulai pada 1951 menutup reli sepanjang tahun untuk logam mulia.
Kenaikan tersebut didorong oleh pembelian bank sentral yang tinggi, arus masuk ke exchange-traded fund (ETF), serta tiga kali pemangkasan suku bunga berturut-turut oleh Federal Reserve AS.
Biaya pinjaman yang lebih rendah menjadi penopang bagi komoditas yang tidak memberikan bunga, dan para pelaku pasar bertaruh akan ada lebih banyak pemangkasan suku bunga pada 2026.
“Jangan salah: kita sedang menyaksikan gelembung generasional yang terjadi pada perak,” kata Tony Sycamore, analis pasar di IG Australia.
“Dengan tambang baru yang membutuhkan waktu hingga 10 tahun untuk dikembangkan dan modal yang mengalir ke gelembung logam mulia seperti ngengat ke api, mustahil untuk mengatakan kapan gelembung ini akan kempis.”
Dalam sepekan terakhir, friksi di Venezuela, tempat AS memblokade kapal tanker minyak, serta serangan Washington terhadap kelompok Negara Islam di Nigeria, juga menambah daya tarik logam mulia sebagai aset lindung nilai.
Bloomberg Dollar Spot Index, indikator utama kekuatan dolar AS, turun 0,8% pekan lalu, penurunan mingguan terbesar sejak Juni. Dolar yang lebih lemah umumnya mendukung harga logam mulia.
Perak mengungguli emas karena beberapa alasan. Salah satunya, pasar perak lebih tipis dan likuiditas dapat menguap dengan cepat; sementara pasar emas London ditopang oleh sekitar US$700 miliar bullion yang dapat dipinjamkan jika terjadi tekanan pasokan, cadangan semacam itu tidak ada untuk perak.
Tekanan pasokan historis tersebut terjadi pada Oktober, dan gudang penyimpanan di London telah menerima arus masuk yang signifikan sejak saat itu.
Hal ini memicu kekurangan di wilayah lain. Di China, persediaan perak yang disimpan di gudang-gudang yang terhubung dengan Shanghai Futures Exchange bulan lalu mencapai level terendah sejak 2015.
Selain itu, sebagian besar perak yang siap diperdagangkan di dunia masih berada di New York, sementara para pelaku pasar menunggu hasil penyelidikan Departemen Perdagangan AS mengenai apakah impor mineral kritis menimbulkan risiko keamanan nasional. Tinjauan tersebut berpotensi membuka jalan bagi penerapan tarif.
Berbeda dengan emas, perak juga memiliki banyak sifat fungsional di dunia nyata yang menjadikannya komponen penting dalam berbagai produk seperti panel surya, pusat data AI, dan perangkat elektronik.
Dengan persediaan mendekati level terendah sepanjang sejarah, terdapat risiko kekurangan pasokan yang dapat berdampak pada berbagai industri.
“Pendorong utama belakangan ini adalah ketidakseimbangan struktural pasokan-permintaan perak yang parah, yang memicu perebutan logam fisik,” ujar Sycamore.
“Para pembeli kini membayar premi yang mencolok sebesar 7% untuk pengiriman segera dibandingkan menunggu satu tahun.”
Indikator teknikal menunjukkan reli perak mungkin telah bergerak terlalu cepat dan terlalu jauh. Indeks kekuatan relatif (RSI) 14 hari logam tersebut mencatatkan level di atas 80, jauh melampaui ambang 70 yang dianggap jenuh beli (overbought).
Harga spot perak naik 1,2% menjadi US$80,24 per ons pada tengah hari di Singapura, setelah sebelumnya menyentuh rekor US$84,01 dalam sesi tersebut.
Emas turun tipis 0,4% ke US$4.515,20, di bawah rekor US$4.549,92 yang dicapai pada Jumat. Platinum dan paladium sama-sama melemah — yang terakhir turun lebih dari 6% — setelah mencetak rekor tertinggi pada sesi sebelumnya.
(bbn)






























