“Dapat disesuaikan dengan kebutuhan perseroan, termasuk karakteristik transaksi yang memerlukan pengelolaan risiko secara komprehensif,” ujar manajemen.
Sejalan dengan penguatan struktur permodalan, BBTN juga mengumumkan perubahan jadwal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Rapat yang semula dijadwalkan pada Senin, 22 Desember 2025, diundur menjadi Rabu, 7 Januari 2026. Berdasarkan pengumuman BEI pada Selasa, 16 Desember 2025, RUPSLB akan digelar di Menara BTN, Jakarta, pukul 10.00 WIB.
Agenda RUPSLB mencakup perubahan anggaran dasar, pendelegasian kewenangan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2026, serta perubahan susunan pengurus perseroan.
BTN menyebut usulan perubahan pengurus berasal dari Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui surat Nomor SR-137/BPU/12/2025 tertanggal 16 November 2025.
Pada 22 Desember 2025, BTN juga telah menyelesaikan pemisahan unit usaha syariah (UUS) atau spin-off kepada PT Bank Syariah Nasional (BSN) setelah memperoleh persetujuan Otoritas Jasa Keuangan.
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan, pasca-pemisahan tersebut perseroan memiliki 6,6 saham BSN yang mewakili 99,99% dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh.
“Dan perseroan merupakan pemegang saham pengendali BSN,” kata Nixon dalam keterbukaan informasi di BEI, Selasa (23/12/2025). Setelah pemisahan efektif, seluruh kegiatan usaha UUS BTN secara hukum beralih ke BSN.
Dari sisi kinerja keuangan, BTN membukukan laba bersih sebesar Rp2,91 triliun hingga akhir November 2025.
Berdasarkan laporan keuangan bulanan yang dipublikasikan di situs resmi perseroan, capaian tersebut meningkat 21,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,40 triliun.
Pertumbuhan laba ditopang oleh penyaluran kredit dan pembiayaan yang mencapai Rp386,47 triliun hingga 30 November 2025, naik 8,74% yoy dari Rp355,42 triliun.
Dana pihak ketiga (DPK) BTN juga tumbuh 15,77% yoy menjadi Rp423,96 triliun dari sebelumnya Rp366,22 triliun, seiring strategi peningkatan dana murah atau current account and saving account (CASA).
Kinerja tersebut mendorong total aset BTN meningkat 12,16% yoy menjadi Rp503,99 triliun hingga akhir November 2025, melampaui target aset Rp500 triliun yang ditetapkan perseroan pada awal tahun.
Nixon menyatakan pertumbuhan kinerja BTN tetap terjaga hingga menjelang akhir 2025 berkat strategi penyaluran kredit yang lebih terarah dan upaya peningkatan dana murah di tengah tren penurunan biaya dana.
“Pencapaian kinerja BTN hingga akhir November 2025 menunjukkan bahwa BTN mampu menjaga pertumbuhan positif yang tetap on track menuju akhir tahun sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan,” ujar Nixon di Jakarta, Rabu (16/12/2025).
Memasuki akhir tahun, BTN tetap memfokuskan penyaluran kredit ke sektor perumahan, khususnya kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi dan non-subsidi, serta kredit korporasi di sektor-sektor pendukung kawasan perumahan seperti real estate, listrik, gas, air, dan perdagangan besar.
Dari sisi pendanaan, perseroan melanjutkan strategi penguatan DPK berbiaya murah yang didukung oleh solusi digital superapp Bale by BTN dan Bale Korpora untuk layanan cash management korporasi.
(rtd/naw)




























