Emas batangan dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, ketika daya beli mata uang tergerus. Kenaikan harga dan pasar tenaga kerja di AS menjadi sorotan seiring tekanan yang ditingkatkan oleh Trump terhadap The Fed untuk menuruti keinginannya dan memotong suku bunga.
Emas, yang tidak menghasilkan bunga, biasanya jadi lebih menarik dalam ekosistem suku bunga yang rendah. Alasannya adalah biaya kesempatan untuk memegangnya dibandingkan dengan aset yang menghasilkan bunga berkurang.
Investor telah bertaruh bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga lebih lanjut pada 2026, dan bahwa ketua bank sentral berikutnya — yang akan ditunjuk oleh Trump — akan mengambil pendekatan yang lebih dovish terhadap kebijakan moneter daripada Jerome Powell.
Investor juga beralih ke emas, perak, dan logam mulia lainnya sebagai bagian dari apa yang disebut “debasement trade”. Defisit anggaran yang melonjak di seluruh dunia telah mengguncang kepercayaan mereka terhadap tempat berlindung tradisional dari fluktuasi pasar, yaitu utang negara dan mata uang.
Emas secara historis memiliki korelasi negatif dengan dolar AS — harganya denominasi dalam dolar, jadi ketika dolar melemah, emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Apakah hanya investor yang sebabkan harga emas naik?
Di luar pergerakan pasar, kepemilikan emas sangat tertanam dalam budaya India dan China — dua pasar terbesar dunia untuk logam ini — di mana perhiasan, batangan, dan bentuk lain emas diwariskan dari generasi ke generasi sebagai simbol kemakmuran dan keamanan. Rumah tangga India memiliki sekitar 25.000 ton metrik emas, lebih dari lima kali lipat yang disimpan di deposito AS di Fort Knox.
Pembeli fisik terkenal sangat sensitif terhadap harga. Ketika daya tarik emas bagi investor di pasar keuangan mulai memudar, pembeli perhiasan dan batangan emas sering kali masuk untuk mendapatkan harga murah, sehingga menciptakan batas bawah harga dalam prosesnya.
Mengapa bank sentral membeli lebih banyak emas?
Kenaikan harga emas yang tajam sejak awal 2024 sebagian didorong oleh pembelian besar-besaran oleh bank sentral, terutama di pasar emerging markets yang berusaha mengurangi ketergantungan mereka pada dolar AS, mata uang cadangan utama dunia.
Bank sentral telah menjadi pembeli bersih emas selama lebih dari satu dekade, tetapi mempercepat pembelian mereka setelah invasi Rusia ke Ukraina. Saat AS dan sekutunya membekukan dana bank sentral Rusia yang disimpan di negara mereka, hal ini menyoroti betapa rentannya aset mata uang asing terhadap sanksi.
Bank Rakyat China (PBOC) terus melakukan pembelian emas, menambah cadangan emasnya untuk bulan ke-13 berturut-turut pada November. PBOC berupaya menjadi penitipan cadangan emas negara asing guna memperkuat posisinya di pasar emas global, seperti dilaporkan Bloomberg. Sebagian besar negara yang menyimpan emas di luar negeri menyimpannya di Bank of England.
Biskah kenaikan harga emas berhenti?
Kenaikan nilai dolar AS, pelonggaran signifikan tarif Trump, atau perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina dapat memicu penurunan harga emas.
Investor juga dapat memilih untuk merealisasikan keuntungan mereka, meskipun minat mereka terhadap logam mulia ini mungkin belum mencapai batasnya. Total kepemilikan ETF emas masih jauh dari puncaknya pada 2020.
Bank sentral telah menjadi pilar utama momentum emas, artinya mereka memiliki kekuatan untuk menimbulkan dampak terbesar jika mereka mengurangi cadangan emas mereka. Tidak ada indikasi bahwa pemegang cadangan besar sedang mempertimbangkan hal ini.
Bank sentral negara-negara maju telah menjual sangat sedikit emas dalam beberapa dekade terakhir dibandingkan dengan tahun 1990-an, ketika penjualan yang terus-menerus menyebabkan harga emas batangan turun lebih dari seperempat selama dekade tersebut. Di tengah kekhawatiran bahwa penjualan yang tidak terkoordinasi tersebut mengganggu stabilitas pasar, Perjanjian Emas Bank Sentral pertama ditandatangani pada tahun 1999, di mana para penandatangan sepakat untuk membatasi penjualan emas batangan secara kolektif.
Apakah emas sebagai aset fisik jadi masalah bagi investor?
Memiliki emas biasanya tidak gratis. Karena emas adalah benda fisik, pemegang emas harus membayar biaya penyimpanan, keamanan, dan asuransi.
Investor yang membeli batangan dan koin emas biasanya membayar premi di atas harga spot. Ada juga perbedaan harga geografis, dan para pedagang memanfaatkan peluang arbitrase ini.
Itulah yang terjadi pada awal 2025. Ketakutan bahwa Trump dapat mengenakan tarif impor emas mendorong harga futures emas di Comex New York jauh di atas harga spot di London dan memicu pergeseran global untuk memindahkan logam tersebut ke AS.
Emas biasanya relatif mudah dipindahkan, disimpan di ruang kargo pesawat komersial, tanpa disadari oleh penumpang liburan dan bisnis di kabin di atas. Namun, hal ini tidak sesederhana memuat pesawat dari Bandara Heathrow ke JFK karena keunikan pasar emas global: persyaratan ukuran yang berbeda.
Di London, batangan 400 ons adalah standar, sementara untuk kontrak Comex, pedagang harus menyerahkan batangan 100 ons atau 1 kilogram. Artinya, emas batangan yang dikirim ke gudang Comex harus terlebih dahulu dibawa ke pabrik pengolahan di Swiss untuk dilebur dan dituang ulang sesuai dimensi yang benar. Hal ini menciptakan kemacetan saat ada lonjakan permintaan untuk memindahkan stok emas batangan.
(bbn)































