Aminah juga mengaku sangat terbantu dengan keberadaan dapur umum milik Brimob Polri yang telah beroperasi sejak dua pekan terakhir. Menurutnya, dengan adanya dapur lapangan tersebut, warga tidak lagi khawatir akan kebutuhan makan sehari-hari.
“Terbantu kali. Baik-baik semua. Pokoknya siang, pagi udah ada makanan lah kita semua. Lengkap lah makanannya. Enggak perlu (masak). Kalau kepingin aja. Kalau ada duit ya beli. Kalau enggak ada, ya dapur umum,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa bantuan logistik, termasuk kudapan untuk anak-anak pengungsi, relatif melimpah di posko pengungsian Kuala Simpang. Bersama sejumlah ibu lainnya, Aminah kerap membagikan bantuan kepada pengungsi yang logistiknya masih terbatas.
“Ini lah, bantu-bantu mengantar semua. Biar adil. Jangan ada yang ribut-ribut lah. Saya ikhlas betul membantu,” katanya.
Meski logistik cukup, Aminah berharap pemerintah dapat melengkapi bantuan yang masih dibutuhkan pengungsi, seperti selimut dan kelambu untuk melindungi bayi dari gigitan nyamuk. Ia khawatir, dengan curah hujan yang masih tinggi, risiko penyakit di pengungsian akan meningkat.
“Takutnya demam berdarah pula. Minta tolong, kelambu, selimut, kalau bisa. Alas-alas juga kan banyak anak bayi,” pungkasnya.
(red)































