“Namun tren permintaan tetap ada dan pasar masih menunjukkan potensi pertumbuhan. Anggota AISMOLI saat ini fokus menjaga keberlanjutan penjualan melalui strategi organik, penguatan produk, dan layanan purna jual,” sebutnya.
Ia menekankan, dengan dinamika kebijakan yang ada pada prinsipnya asosiasi ini mengikuti arah kebijakan pemerintah, baik dengan adanya insentif maupun tanpa insentif.
Pasalnya, Budi menilai bahwa industri motor listrik nasional saat ini masih mampu tumbuh secara organik seiring meningkatnya kesadaran masyarakat dan dukungan ekosistem.
Katanya, faktor paling menentukan bukan hanya insentif fiskal, tetapi juga kesiapan ekosistem secara menyeluruh, terutama pemerataan infrastruktur, keandalan produk, serta layanan purna jual yang semakin matang.
“Kepercayaan konsumen menjadi kunci utama pertumbuhan jangka menengah dan Panjang,” tambahnya.
Berbicara mengenai insentif di tahun 2026, Budi menuturkan kebijakan itu akan membantu percepatan adopsi, namun tanpa insentif pun industri tetap berkomitmen untuk tumbuh.
“Yang kami pandang sangat penting ke depan adalah dukungan kebijakan non-fiskal, seperti implementasi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022, peningkatan penggunaan kendaraan listrik di instansi pemerintah, serta percepatan dan pemerataan pembangunan infrastruktur kendaraan listrik di berbagai daerah,” pungkasnya.
(ain)






























