Logo Bloomberg Technoz

Andai Saham Superbank (SUPA) Longsor & Tidak ARA Lagi

Recha Tiara Dermawan
17 December 2025 13:35

Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (26/11/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (26/11/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Manajemen PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) atau Superbank mengatakan, fokus perusahaan pasca pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah menjaga fundamental bisnis, di tengah perhatian pasar terhadap pergerakan harga saham yang langsung menguat signifikan pada hari pertama perdagangan.

Pada perdagangan perdana, Rabu (17/12/2025), saham SUPA dibuka menguat 24,4% ke level Rp790 per saham dari harga penawaran umum perdana (IPO) Rp635 per saham.

Saham bank digital ini sempat menyentuh batas Auto Reject Atas (ARA) dengan volume perdagangan tercatat sebanyak 3,6 juta saham, nilai transaksi Rp2,91 miliar, dan frekuensi 4.588 kali. SUPA menjadi emiten ke-26 yang melantai di BEI sepanjang 2025.


Menanggapi soal keberlanjutan pergerakan harga saham agar tidak hanya bersifat jangka pendek, Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan menyampaikan bahwa pergerakan harga saham merupakan mekanisme pasar, sementara fokus perusahaan berada pada penguatan kinerja usaha.

“Kalau pergerakan saham menurut saya itu pergerakan market. Yang kita fokuskan adalah bagaimana kita bisa menjaga fundamental dari bisnis kita untuk tumbuh ke depannya. Bagaimana kita bisa akuisisi nasabah, melayani nasabah, menghasilkan NII (Net Interest Income), menghasilkan PBT (profit before tax) yang kami harapkan terus tumbuh di tahun 2026. Kalau mengenai harga saham, mohon maaf saya nggak bisa komentar,” ujar Tigor dalam sesi tanya jawab dengan media, Rabu (17/12/2025).