Logo Bloomberg Technoz

Di sisi lain, reksadana hingga tabungan berjangka justru meningkat dengan presentasi masing-masing 25% dan 20%. 

Menurut Yuswohady, Managing Partner Inventure, pola ini adalah refleksi langsung dari logika frugal. Frugal Consumer merupakan tanda di mana konsumen melepaskan peluang keuntungan tinggi demi memastikan uang mereka tidak hilang di tengah turbulensi ekonomi.

"Frugal consumer sangat sensitif terhadap komitmen jangka panjang. Mereka meminimalkan kredit karena tidak ingin kehilangan fleksibilitas. Tabungan dan deposito menjadi ‘benteng pertama’ untuk menjaga stabilitas arus kas di tengah ekonomi yang tidak pasti," jelas Yuswohandy dalam riset tersebut, dikutip Senin (15/12/2025). 

Tekanan terhadap pertumbuhan bank juga datang dari pergeseran preferensi investasi. Sebanyak 72% responden mengalihkan dana dari instrumen berisiko tinggi ke produk yang dianggap aman, seperti deposito, emas, dan obligasi.

CEO Alvara Research Center, Hasannudin Ali, menyebut kondisi ini sebagai bentuk flight to safety yang kuat. 

"Nasabah kini menilai keamanan aset lebih penting daripada potensi imbal hasil tinggi. Flight to safety adalah bukti bahwa masyarakat memilih stabilitas di tengah dormant ekonomi. Mereka mengutamakan perlindungan nilai bukan spekulasi," jelasnya. 

Di tengah melemahnya selera terhadap kredit dan investasi agresif, riset juga mencatat peluang baru. Sebanyak 56% responden kini memprioritaskan produk keuangan jangka panjang, seperti asuransi jiwa, asuransi pendidikan, dan dana pensiun.

Pergeseran ini menunjukkan, nasabah tidak sepenuhnya berhenti merencanakan masa depan, melainkan mengubah pendekatan. Fokus mereka bukan lagi pertumbuhan cepat, tetapi ketahanan finansial jangka panjang, terlebih di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian.

"Konsumen kini sadar bahwa bertahan tidak cukup, mereka harus membangun benteng jangka panjang. Produk seperti asuransi dan dana pensiun menjadi instrumen strategis karena memberi rasa aman yang tidak ditawarkan produk jangka pendek," tutur Yuswohady. 

(lav)

No more pages