Siklon Tropis Bakung tercatat memiliki kekuatan angin maksimum 35 knot atau sekitar 65 km/jam dengan tekanan udara 1006 hPa di pusat sistem. Pergerakannya menuju barat hingga barat daya menyebabkan potensi hujan sedang hingga lebat di Bengkulu dan Lampung, terutama pada siang hingga sore hari.
Selain hujan, BMKG juga mengingatkan potensi angin kencang di pesisir barat Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung. Sementara itu, gelombang laut setinggi 1,25–2,5 meter berpeluang muncul di Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, serta perairan selatan Banten hingga Jawa Barat.
Di sisi lain, Bibit Siklon Tropis 93S yang pertama teridentifikasi pada 11 Desember 2025 masih berada dalam kategori potensi rendah. Sistem ini terletak di 11,9° LS dan 116,7° BT dengan kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan 1010 hPa. Dalam 24 jam ke depan, intensitasnya diperkirakan relatif stabil.
Meski peluangnya untuk berkembang menjadi siklon tropis rendah, 93S tetap berpotensi memicu cuaca ekstrem tidak langsung. BMKG mencatat kemungkinan hujan sedang hingga lebat di Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, serta angin kencang di pesisir selatan Jawa Timur dan Bali.
Gelombang laut setinggi 1,25–2,5 meter juga perlu diantisipasi di perairan selatan Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur.
“Kami mengimbau masyarakat, terutama di wilayah pesisir dan sektor pelayaran, untuk terus memantau pembaruan informasi cuaca,” kata Teuku Faisal.
Dengan dua sistem aktif di sekitar Samudra Hindia, BMKG meminta kewaspadaan publik ditingkatkan. Masyarakat di wilayah terdampak diimbau menghindari aktivitas berisiko dan selalu mengikuti peringatan dini cuaca dari kanal resmi BMKG.
(dec/del)































