Logo Bloomberg Technoz

"Kalau 100% tidak mungkin, walaupun alatnya canggih pasti ada kebocoran," kata dia. "Tapi peluang untuk setiap pelabuhan yang memakai sistem ini, akan semakin kecil impor-ekspor ilegal lagi."

Dalam kesempatan lain, Purbaya juga mengatakan bakal sering mengunjungi wilayah pelabuhan guna memastikan Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) mengawasi aliran barang ekspor dan impor.

Hal itu ia utarakan sebagai respons terkait komitmen otoritas kepabeanan yang berjanji memperbaiki kinerja setelah mendapat ancaman pembekuan sementara beberapa waktu lalu.

"Saya akan sering-sering datang ke pelabuhan untuk memastikan mereka, tidak main-main lagi," ujar Purbaya kepada wartawan di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (4/12/2025) lalu.

Purbaya mengapresiasi langkah bea cukai yang kini juga tengah berbenah memperbaiki kinerja. Hal itu juga dilakukan dengan pelengkapan alat pemusnahan, hingga optimalisasi monitoring sistem.

Selain alat pemindai AI itu, bea cukai juga turut mengenalkan fitur pelaporan mandiri berbasis aplikasi CEISA 4.0 Mobile bernama Self Service Report Mobile (SSR- Mobile). SSR- Mobile dilengkapi beragam fitur seperti, geotagging, pencatatan real-time, serta integrasi AI untuk memantau aktivitas arus barang.

Bea cukai juga menyiapkan aplikasi dengan sistem kecerdasan buatan (AI) yang kini sedang dikembangkan, bernama Trade AI. Trade AI dirancang untuk meningkatkan ketepatan analisis impor.

Teknologi ini dirancang untuk pendeteksian dini praktik under-invoicing, over-invoicing, dan potensi pencucian uang berbasis perdagangan, yang berpotensi menggerus penerimaan negara.

Selain itu, juga dilengkapi dilengkapi kemampuan analisis nilai pabean, klasifikasi barang, verifikasi dokumen. Seluruh fungsi ini nantinya akan terintegrasi dengan sistem CEISA 4.0, sehingga memperkuat koordinasi dan pengambilan keputusan di berbagai lini pengawasan.

“Sistem ini akan membuat pengawasan jadi lebih tajam dan keputusan jadi lebih cepat,” tutur Purbaya.

(ibn/roy)

No more pages