Logo Bloomberg Technoz

“Dan sekarang kan lifting kita kan insyallah tahun ini mencapai target APBN. Ya perlahan-lahan,” ujar Bahlil.

Dalam kaitan itu, Bahlil memandang Indonesia harus menggencarkan eksplorasi pada cekungan migas di Indonesia untuk meningkatkan produksi siap jual atau lifting migas Indonesia.

Rencana Lelang

Bahlil menyebut hingga kini masih terdapat sekitar 70 cekungan yang potensial dan akan dilelang oleh pemerintah.

“[Hal] yang kedua, [KKKS di wilayah kerja] yang sudah selesai POD, itu kita percepat untuk mereka langsung bangun konstruksinya. Kalau yang lambat, kita cabut,” ucap Bahlil.

Selanjutnya, Bahlil juga menyatakan akan mengoptimalkan sumur-sumur tua dengan memperbarui teknologi yang digunakan agar dapat menambah lifting migas Indonesia.

Bahlil menambahkan pemerintah juga sedang berencana menyetop impor bahan bakar minyak (BBM) jenis diesel atau solar pada tahun depan.

Hal tersebut dilakukan seiring rencana penerapan biodiesel B50 dan beroperasinya Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.

“Mudah-mudahan, avtur juga kita lagi mendesain agar bisa kita bangun dalam negeri,” ungkap dia.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri tidak menampik investasi di hulu migas Indonesia memang terus menurun, padahal kesenjangan antara konsumsi dan produksi energi terus melebar.

Hal tersebut disampaikan saat diminta memberikan usulan terkait dengan revisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (RUU Migas).

Simon mengatakan para pelaku sektor migas di Indonesia tengah bekerja keras memperlambat penurunan produktivitas sumur yang terjadi secara alami (natural decline), tetapi akhirnya disparitas produksi dan konsumsi migas di Indonesia harus dipenuhi dengan impor.

“Di sisi lain, investasi di hulu migas sebagai motor penggerak juga terus menurun karena Pertamina saat ini adalah termasuk yang terbesar dalam mendorong investasi di hulu migas,” ucap Simon dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi XII DPR, medio November.

Adapun,  Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan lifting minyak sepanjang 2025 bisa berada di kisaran 606.000 hingga 607.000 barel minyak per hari (BOPD).

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan capaian tersebut telah melebihi target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Jadi rata-rata per tahun itu bisa total lifting-nya nanti sekitar 606.000 atau 607.000 barrel oil per day. Ini sudah melebihi target APBN," kata Djoko dalam rapat bersama Komisi XII, Rabu (12/11/2025). 

Dia juga menargetkan produksi minyak nasional pada akhir Desember 2025 bisa mencapai 625.000 BOPD.

Dia mengatakan realisasi produksi minyak per 10 November 2025 mencapai 606.020 BOPD, melebihi target APBN 2025 sebesar 605.000 BOPD. Dia berharap capaian ini bertahan hingga akhir tahun.

"Sehingga semua minyak yang diproduksi, yang ditampung di tangki-tangki sementara ini sebelum kapal tanker datang, kita kumpulin sampai akhir Desember, akan kita lifting. Prediksi sampai dengan Desember itu nanti produksi kita 625.000," ungkapnya.

Sebagai catatan, SKK Migas mencatat realisasi investasi hulu migas Indonesia hingga Agustus 2025 mencapai US$9,38 miliar atau sekitar Rp152,96 triliun.

Besaran tersebut tercatat sebanding dengan 55% dari target investasi hulu migas sepanjang 2025 senilai US$16,5 miliar atau senilai Rp269,07 triliun.

Khusus realisasi investasi pada bagian eksplorasi, nilainya mencapai US$500 juta atau sekitar Rp8,1 triliun dan tercatat baru mencapai 33% dari target sepanjang tahun ini sebesar US$1,5 miliar atau sekitar Rp24,4 triliun.

(azr/wdh)

No more pages