Logo Bloomberg Technoz

Sebagaimana diketahui, BI sudah melakukan pemangkasan BI rate sebanyak 125 sejak awal tahun, sehingga BI-rate saat ini sebesar 4,75%.

Oleh karenanya, Josua meyakini sinergi kebijakan pemerintah dan otoritas moneter dinilai tetap menjadi kunci agar pertumbuhan yang pro-growth dapat berjalan seiring dengan stabilitas ekonomi.

Adapun dari sisi eksternal, Permata Bank melihat perbaikan akan berlanjut meski neraca transaksi berjalan masih menunjukkan kecenderungan defisit. Surplus perdagangan diperkirakan tetap kuat, sementara arus masuk modal, baik portofolio maupun foreign direct investment (FDI) dinilai akan meningkat.

"Sehingga kami perkirakan di sini [total arus modal] kalau kemudian bisa [membaik] pun juga akan relatif cukup baik di kisaran US$150 hingga US$195 miliar," jelasnya. 

Permata Bank juga melihat sentimen positif dari kebijakan fiskal pemerintah. Dengan defisit APBN 2026 yang direncanakan sekitar Rp660 triliun–Rp700 triliun, ia menilai pemerintah masih menjaga konsistensi terhadap prinsip keberlanjutan fiskal.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa percaya diri pertumbuhan ekonomi RI mencapai 6% di tahun 2026 mendatang.

"Setuju [ekonomi membaik]. Kita perkirakan kuartal IV 5,6%-5,7%. Kita bisa dorong terus maksimalkan menuju 6%," kata dia, dikutip Sabtu (29/11/2025).

Purbaya mengatakan, optimisme tersebut dimiliki lantaran pemerintah telah memberikan sejumlah tambahan stimulus ekonomi yang dilakukan pada periode Oktober hingga Desember tahun ini, salah satunya lewat bantuan langsung tunai (BLT).

Hal itu dapat diwujudkan melalui pengoptimalan swasta dengan menciptakan environment [lingkungan] bisnis yang baik.

"Hal yang ada dioptimalkan, swasta bisa berkontribusi lebih maksimal. Kita coba menciptakan environment seperti zaman Pak SBY [Soesilo Bambang Yudhoyono] 2004," pungkasnya.

Dia optimistis pertumbuhan kinerja perekonomian dalam negeri hingga akhir tahun akan mencapai target yang ditetapkan APBN 2025 sebesar 5,2%.

(lav)

No more pages