Logo Bloomberg Technoz

“Motivasi utama saya adalah agar ilmu orang tua bermanfaat bagi masyarakat, terutama di Lampung, dan dapat mengangkat martabat daerah,” imbuhnya.

dok. BRI

Saat ini, banyak alumni Batik Siger yang berhasil mendirikan usaha batik sendiri. Laila merasa bangga karena Batik Siger tidak hanya melahirkan perajin, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Batik Siger hadir dengan misi memperkenalkan keindahan budaya Lampung melalui motif-motif khasnya, dengan sekitar 80% penjualan di Lampung dan sisanya menjangkau berbagai daerah di Indonesia melalui e-commerce.

Selain memberdayakan masyarakat, Batik Siger juga mengusung konsep ramah lingkungan. Laila menerapkan prinsip zero waste dengan memanfaatkan sisa kain untuk produk lain, sekitar 70% produksinya menggunakan pewarna alami, sementara pewarna sintetis dikelola dengan sistem penyaringan limbah agar air buangan tetap netral. Komitmen ini membuat Batik Siger meraih penghargaan Upakarti pada 2014 atas dampak positifnya terhadap lingkungan dan sosial.

Laila menuturkan bahwa perkembangan Batik Siger juga didukung Program Rumah BUMN BRI. Ia pertama kali terlibat melalui imbauan pemerintah daerah agar UMKM di Lampung mengikuti program pembinaan untuk mengembangkan usaha mereka.

“Jadi saya mulai aktif di Rumah BUMN BRI ini memang sejak lama, mungkin sekitar tahun 2011 atau 2012. Saya juga bergabung menjadi UMKM binaan BRI. Waktu itu kami diarahkan untuk mengisi produk di bandara. Lalu bergabung di grup WhatsApp juga untuk berbagi ilmu,” terang Laila.

Laila mengaku banyak manfaat diperoleh Batik Siger sejak bergabung dengan Program Rumah BUMN BRI. Melalui program ini, ia belajar manajemen usaha, strategi pemasaran agar produk diminati, penerapan digital marketing, serta pemanfaatan e-commerce.

Selain itu, ketika kebutuhan dana muncul, ia dibimbing mengenai prosedur pinjaman bank dan pemahaman risiko, baik positif maupun negatif, guna memperkuat kemampuan pelaku UMKM. Laila menilai Program Rumah BUMN BRI sangat bermanfaat dan seluruh ilmu yang diperoleh selalu diterapkan di perusahaannya. Ia menegaskan dukungan program tersebut sangat membantu UMKM seperti Batik Siger untuk naik kelas.

Direktur Mikro BRI, Akhmad Purwakajaya, menambahkan bahwa BRI berkomitmen mendampingi UMKM agar berkembang melalui program pemberdayaan seperti Rumah BUMN BRI. BRI tidak hanya menyediakan akses permodalan, tetapi juga pembinaan, pendampingan bisnis, serta membuka peluang jejaring pasar hingga go global.

“Strategi ini sejalan dengan upaya BRI untuk memperkuat ekosistem UMKM di Indonesia. Dengan kombinasi literasi, digitalisasi, dan fasilitasi akses, UMKM diharapkan dapat meningkatkan daya saing sekaligus menciptakan nilai tambah di pasar,” pungkas Akhmad.

(tim)

No more pages