Dua panggilan telepon ini terjadi saat Jepang dan China terus berselisih mengenai pernyataan Takaichi pada 7 November. Dia mengatakan jika China berusaha menguasai Taiwan, hal itu bisa dianggap sebagai "situasi yang mengancam kelangsungan hidup" Jepang, membuka peluang teoretis bahwa Jepang akan mengerahkan militernya bersama negara lain.
Sejauh ini, dampak ekonominya relatif terbatas. Namun, China telah mengimbau warganya agar tidak bepergian ke Jepang, dan bagi mahasiswa yang berada di sana agar berhati-hati.
Dalam suratnya kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan ini, Jepang mengkritik surat sebelumnya dari China karena dianggap menyalahartikan pernyataan Takaichi tentang Taiwan. Tokyo menyebut surat Beijing "tidak sesuai dengan fakta dan tidak berdasar."
"Pernyataan China bahwa Jepang akan menggunakan hak pertahanan diri, bahkan tanpa ada serangan bersenjata itu keliru," tulis Duta Besar Jepang untuk PBB Kazuyuki Yamazaki dalam suratnya kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres tertanggal 24 November.
Trump dan Xi mengadakan pembicaraan pertama mereka melalui pada Senin sejak menyetujui gencatan tarif bulan lalu. Mereka membahas perdagangan, Taiwan, dan invasi Rusia ke Ukraina.
Presiden AS tersebut mengatakan setuju untuk mengunjungi Beijing pada April, dan dia telah mengundang Xi untuk berkunjung ke AS tahun depan.
Takaichi juga mengatakan bahwa dia menyampaikan pandangannya mengenai upaya AS dalam mencapai perdamaian di Ukraina.
(bbn)






























