Logo Bloomberg Technoz

Wacana Kenaikan DMO Dinilai Tak Akan Kerek Harga Batu Bara

Azura Yumna Ramadani Purnama
24 November 2025 12:30

Kalimantan Floating Transfer Barges dimiliki dan dioperasikan oleh Bayan Group. (Dok. PT Bayan Resources)
Kalimantan Floating Transfer Barges dimiliki dan dioperasikan oleh Bayan Group. (Dok. PT Bayan Resources)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Ekonom memandang rencana pemerintah memperbesar porsi wajib pasok domestik atau domestic market obligation (DMO) dan memangkas produksi batu bara bakal tetap sulit mengkerek harga komoditas tersebut pada 2026.

Alih-alih, wacana tersebut dinilai hanya dapat menahan kejatuhan harga batu bara ke level yang jauh lebih rendah.

Chief Economist Permata Bank Josua Pardede berpendapat wacana tersebut memang berpotensi mengurangi pasokan Indonesia ke pasar ekspor, terlebih Indonesia merupakan negara penyumbang sekitar sepertiga ekspor batu bara dunia berdasarkan data terakhir 2023.


Menurutnya, secara teori, penurunan ekspor Indonesia akan mengencangkan pasar batu bara laut atau seaborne dan mendukung harga. Akan tetapi, saat kebijakan tersebut direncanakan, tren global justru menunjukkan pelemahan harga.

“Dalam kondisi seperti ini, ruang bagi kebijakan DMO dan pemangkasan produksi untuk benar-benar mengangkat harga global menjadi terbatas; kebijakan tersebut lebih realistis dipandang sebagai penyangga agar harga tidak jatuh terlalu dalam, bukan sebagai pendorong lonjakan harga baru,” kata Josua ketika dihubungi, dikutip Senin (24/11/2025).

Pergerakan harga batu bara kokas dan termal./dok. Bloomberg