Logo Bloomberg Technoz

Biaya Produksi Naik, Batu Bara DMO Diminta Sesuaikan Harga Pasar

Azura Yumna Ramadani Purnama
24 November 2025 10:50

Tongkang batubara./Bloomberg-Dimas Ardian
Tongkang batubara./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pakar industri tambang menilai harga batu bara khusus program mandatori pasok dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) harus disesuaikan mendekati harga pasar.

Apalagi, biaya produksi pertambangan batu bara terus mengalami kenaikan sementara harga batu bara DMO tidak berubah sejak 2018.

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Sudirman Widhy Hartono berpendapat wacana memperlebar porsi DMO dan pemangkasan produksi batu bara pada  2026 perlu diikuti dengan langkah revisi harga batu bara domestic price obligation (DPO).


Dia menjelaskan, sejak harga DPO sebesar US$70/ton untuk sektor kelistrikan dan US$90/ton untuk industri semen serta pupuk ditetapkan pada 2018, sudah terdapat berbagai peningkatan biaya operasional terutama akibat kenaikan stripping ratio, kewajiban penggunaan biodiesel B40 di sektor pertambangan, serta lonjakan biaya logistik dan operasional lainnya.

“Jadi sebaiknya pemerintah juga harus melakukan evaluasi secara komprehensif dengan melihat semua faktor agar jangan sampai kebijakan memperbesar porsi DMO tanpa mengevaluasi harga malah akan mematikan sektor tambang batu bara itu sendiri,” kata Sudirman ketika dihubungi, Senin (24/11/2025).

Coal stockpile./Bloomberg-Kang-Chun Cheng