Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt pada 4 November lalu mengatakan Washington bekerja sama dengan Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan pihak lain dalam proses perdamaian yang akan menangani masalah kemanusiaan dan tantangan politik jangka panjang.
‘Keterlibatan Serius’
Dewan Kedaulatan Transisi Sudan yang didukung militer mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka menyambut baik upaya AS dan Arab Saudi untuk menghentikan perang. Pemerintah siap untuk "keterlibatan serius" dengan mereka guna mencapai perdamaian, menurut sebuah pernyataan yang dirilis di Telegram.
Kekejaman meluas telah dilaporkan di wilayah Darfur barat Sudan dalam beberapa pekan terakhir, termasuk dugaan bahwa 2.000 orang tewas di kota El-Fasher setelah milisi RSF merebut daerah tersebut. Sebuah laporan dari Integrated Food Security Phase Classification (IPCC), lembaga pemantau yang didukung PBB, menemukan bahwa kelaparan telah menyebar ke seluruh negeri.
Trump secara teratur membanggakan kemampuannya menyelesaikan perang, mengklaim telah mengakhiri setidaknya delapan konflik sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari. Meskipun demikian, para kritikus mengatakan Trump telah mengklaim pujian untuk menyelesaikan konflik yang skalanya kecil atau telah berakhir lama, dan bahwa peran serta dampaknya dalam masalah ini terkadang lebih terbatas dari yang ia klaim.
Setelah komentarnya di forum investasi AS-Saudi, Presiden kemudian mengunggah pernyataan di Truth Social mengenai Sudan, menyebut negara itu "tempat paling kejam di Bumi" dan "Krisis Kemanusiaan tunggal terbesar."
"Kami akan bekerja sama dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan mitra Timur Tengah lainnya untuk mengakhiri kekejaman ini, sambil pada saat yang sama menstabilkan Sudan," tutupnya.
(bbn)































