Logo Bloomberg Technoz

"Jadi tolong hati-hati statement di media bahwasannya harga naik, melambung tinggi. Tolong ini dijaga, ini adalah untuk rakyat kecil. Dengan segala kerendahan hati, mewakili petani. Janganlah dzolimi petani kita. Ini untuk hajat hidup orang banyak. Jangan dipolitisasi, karena kalau pangan bermasalah, negara bisa bermasalah," ujarnya.

Terkait itu, salah satu upaya kolaboratif yang dilaksanakan pemerintah adalah peningkatan pengawasan Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Harga Beras. Sejak 20 Oktober dibentuk dan telah berjalan sampai 3 minggu, Satgas turut andil pada penurunan harga beras secara nasional.

Bapanas mencatat terkait beras medium mulai mengalami tren penurunan dan tidak melampaui HET dalam 3 minggu sejak Satgas mulai bergerilya. Hingga 8 November, rerata harga beras medium di Zona 1 berada di Rp13.233/kilogram (kg), Zona 2 di Rp13.633/kg, dan Zona 3 di Rp15.453/kg. Sementara HET beras medium untuk Zona 1 Rp 13.500 per kg, Zona 2 Rp 14.000 per kg, dan Zona 3 Rp 15.500 per kg.

BPS turut mencatat adanya penurunan harga beras medium di awal November sebesar 1,12 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara untuk beras premium, BPS mencatat penurunan 1,23% dibandingkan Oktober 2025.

Pengendalian Beras

Adapun pengawasan Satgas Pengendalian Harga Beras melibatkan unsur Kepolisian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bapanas, Bulog, dan pemerintah daerah. Sampai 6 November, Satgas telah melaksanakan pengawasan total lebih dari 5.000 kegiatan dengan rerata harian mencapai lebih dari 800 titik di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota.

Di samping itu, pemerintah bersama Perum Bulog dalam mempersiapkan Nataru di Desember mendatang dan akan memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di masing-masing daerah. Ini merupakan mitigasi dalam menjaga kestabilan harga beras tatkala ada peningkatan kebutuhan konsumsi.

"Kami antisipasi untuk Nataru. Jadi untuk stok kita dorong dua kali lipat untuk di masing-masing provinsi maupun kabupaten kota," ujar Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani.

"Jadi ketersediaan stok tersebut untuk antisipasi supaya harga tidak naik pada saat Natal dan Tahun Baru. Pasti Natal dan Tahun Baru akan naik kebutuhan konsumsinya," tuturnya. 

(mfd)

No more pages