Saham–saham kesehatan menjadi pemberat IHSG dengan pelemahan mencapai 0,73%.
Terungkap, berdasarkan data Bloomberg, melemahnya IHSG merupakan efek secara langsung dari tertekannya sejumlah saham Big Caps.
Berikut selengkapnya berdasarkan data Bloomberg, Senin (10/11/2025).
- Dian Swastatika Sentosa (DSSA) mengurangi 44,18 poin
- Bank Central Asia (BBCA) mengurangi 9,38 poin
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mengurangi 8,18 poin
- Telkom Indonesia (TLKM) mengurangi 3,28 poin
- Bank Negara Indonesia (BBNI) mengurangi 2,72 poin
- Bank Mandiri (BMRI) mengurangi 1,65 poin
- Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) mengurangi 1,03 poin
- Indosat (ISAT) mengurangi 0,98 poin
- Semen Indonesia (SMGR) mengurangi 0,92 poin
- Hermina (HEAL) mengurangi 0,85 poin
Adapun saham kesehatan lain juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Mitra Keluarga Tbk (MIKA) drop 5,31%, saham PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) terpeleset 4,33%, dan saham PT Multi medika Internasional Tbk (MMIX) juga melemah dengan kehilangan 3,31%.
Saham–saham LQ45 lainnya juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) drop 3,21%, saham PT Hermina Tbk (HEAL) terpeleset 2,71%, dan saham PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) juga melemah dengan kehilangan 1,75%.
Saham LQ45 potensial lainnya turut menjadi pemberat IHSG, saham PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS) drop 1,71%, saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) melemah 1,43%, dan saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) juga terjebak di zona merah dengan drop 1,33%.
Analis Phintraco Sekuritas menyebut, IHSG ditutup melemah pada perdagangan Senin, setelah sempat mencapai level intraday tertinggi baru di 8478. IHSG ditutup melemah tipis pada penutupan perdagangan, akibat kondisi IHSG yang sudah overbought.
“Secara teknikal, histogram positif MACD semakin meningkat seiring dengan kenaikan momentum penguatan indeks. Namun Stochastic RSI berada di area overbought dan berpotensi membentuk death cross, diiringi oleh peningkatan volume jual,” papar Phintraco, Senin.
Sehingga dalam jangka pendek diperkirakan berpotensi terjadi minor pullback akibat profit taking. Namun selama IHSG mampu bertahan di atas 8.300-8.340, diperkirakan kondisi bullish IHSG masih akan berlanjut, jelas analis Phintraco.
(fad/aji)





























