"SBN kita belum pernah serendah ini, di tanggal 16 Oktober itu, serendah sejak 2021. Di 5,91%," jelasnya.
Dalam presentasi paparannya terpampang bahwa dari sektor eksternal, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar US$33,5 miliar secara kumulatif pada Januari-September 2025. Surplus ini menjadi ke-65 kali berturut-turut di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara AS dan China.
Adapun dari sisi kesejahteraan, tingkat pengangguran turun menjadi 4,76% pada Februari 2025, atau terendah sejak krisis 1998. Sementara angka kemiskinan menurun ke 8,47% dan rasio ketimpangan (gini ratio) turun ke 0,375% per Maret 2025, yang diklaim sebagai capaian terbaik sepanjang sejarah.
"Jadi, kondisi berat, tapi kita punya peluang dan kita bisa menavigasi supaya pertumbuhan ekonomi kita tetap terjaga. Opportunity yang kita punya tetap kita manfaatkan," tukasnya.
(prc/ros)





























