Hasil resmi peninjauan dan rebalancing MSCI akan diumumkan pada 5 November 2025.
Di sisi lain, MSCI Inc. berencana menerapkan usulan metodologi baru dalam menghitung porsi saham beredar (free float) untuk pasar Indonesia.
Dalam dokumen MSCI yang diterima Bloomberg Technoz, MSCI menyimulasikan perubahan perhitungan dengan memasukkan laporan bulanan pemegang saham dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai sumber tambahan untuk memperkirakan proporsi saham publik. Laporan tersebut mengklasifikasikan pemegang saham seperti korporasi dan individu, termasuk kepemilikan di bawah 5% yang tidak tercakup dalam laporan publik.
MSCI mensimulasikan dua pendekatan perhitungan free float untuk saham Indonesia. Pertama, dengan mengklasifikasikan saham scrip (yang tidak tercantum dalam laporan KSEI), kepemilikan korporasi (lokal dan asing), serta kategori “others” (lokal dan asing) sebagai non-free float.
Berdasarkan simulasi ini, sejumlah saham berkapitalisasi besar menunjukkan potensi penurunan foreign inclusion factor (FIF). Total one-way turnover untuk MSCI Indonesia dalam skenario ini diperkirakan mencapai 13%.
Simulasi kedua menggunakan pendekatan alternatif dengan hanya mengklasifikasikan saham scrip dan kepemilikan korporasi (lokal dan asing) sebagai non-free float. Dengan metode ini, dampaknya terhadap FIF lebih ringan. One-way turnover dalam simulasi alternatif ini diperkirakan sebesar 5%.
MSCI akan menerima masukan hingga 31 Desember 2025 dan mengumumkan hasil konsultasi paling lambat pada 30 Januari 2026. Jika disetujui, perubahan metodologi ini akan mulai diterapkan pada review indeks bulan Mei 2026.
(dhf)
































