Diborong Asing Rp4,6 T Selama Dua Pekan, Saham BBCA Rebound
Redaksi
03 November 2025 08:15

Bloomberg Technoz, Jakarta - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali mencuri perhatian pelaku pasar modal. Dalam dua pekan terakhir, saham bank swasta terbesar di Indonesia ini menjadi primadona di kalangan investor asing. Arus masuk dana asing yang deras menjadi katalis positif bagi pergerakan harga saham BBCA, yang juga merupakan salah satu emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Data perdagangan menunjukkan bahwa investor asing konsisten melakukan pembelian bersih terhadap saham BBCA sejak 17 Oktober 2025. Dalam periode dua pekan tersebut, akumulasi net foreign buy mencapai Rp4,6 triliun.
Bahkan dalam sepekan terakhir, periode 27–31 Oktober 2025, investor asing tercatat membeli bersih saham BBCA sebesar Rp1,6 triliun. Jumlah ini menjadikan BBCA sebagai saham yang paling banyak diborong investor asing di BEI selama pekan tersebut.
Aksi Beli Asing Dongkrak Harga Saham
Aksi akumulasi yang masif dari investor asing memberikan dampak nyata pada harga saham BBCA. Tercatat, harga saham BBCA rebound dari level terendah dalam sebulan di 16 Oktober 2025 di Rp7.250 ke Rp8.525 pada 31 Oktober 2025 atau mengalami kenaikan sebesar 17,6%.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Farras Farhan, menilai bahwa kenaikan harga saham tersebut sejalan dengan masuknya dana asing karena valuasi BBCA sudah berada di level menarik. “Harga saham naik yang sejalan dengan akumulasi asing terjadi karena BBCA sudah undervalued. Biasanya BBCA diperdagangkan dengan valuasi lebih dari 4x price to book value (PBV), tetapi belakangan ini diperdagangkan di bawah 4x PBV,” ungkap Farras.
Ia menambahkan, “Dengan PBV di bawah 4x menjadi entry point yang menarik untuk investor, tak terkecuali investor asing. Momentum kinerja yang positif di sepanjang 9 bulan ini juga menjadi driver lain saham BBCA terus diakumulasi oleh investor.”
Kinerja Keuangan Terkuat di Sektor Perbankan
Faktor lain yang memperkuat optimisme investor terhadap BBCA adalah kinerja keuangannya yang solid sepanjang tahun berjalan. BBCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp43,4 triliun dari Januari hingga September 2025, tumbuh 5,7% secara year-on-year (yoy).
Raihan laba bersih tersebut menjadi yang terbesar di antara empat bank besar di Indonesia. Pertumbuhan itu juga didukung oleh peningkatan pendapatan usaha serta pengendalian beban operasional yang efisien. Pendapatan operasional BBCA yang berasal dari pendapatan bunga maupun non-bunga tercatat mencapai Rp85,2 triliun atau tumbuh 6,9% yoy. Sementara itu, beban usaha mencapai Rp28,0 triliun, naik 5,0% yoy.
Selain itu, laba usaha sebelum pencadangan (Pre-Provision Operating Profit/PPOP) tumbuh 7,9% yoy menjadi Rp57,3 triliun. Menurut Farras, profitabilitas BBCA masih sangat solid di tengah upaya bank untuk meningkatkan pencadangan.
“Beban pencadangan/Cost of Credit (CoC) BBCA memang mengalami kenaikan, tetapi masih in-line dengan guidance manajemen di 0,5% dan ini sudah diantisipasi oleh pelaku pasar. Di sisi lain kenaikan pencadangan juga bukan hanya terjadi di BBCA saja melainkan tren industri,” ujarnya.
Selain faktor valuasi dan laba bersih, BBCA juga mencatat pertumbuhan kredit yang mengesankan. Per September 2025, kredit BBCA tumbuh 7,6% yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri perbankan nasional yang berada di kisaran 7,2% yoy.
Farras menjelaskan bahwa pertumbuhan tersebut menunjukkan keberhasilan BBCA menjaga momentum bisnisnya di tengah ketatnya persaingan sektor perbankan. Menurutnya, kinerja kredit yang kuat turut memperkuat daya tarik saham BBCA di mata investor global.
Prospek Cerah dan Valuasi Atraktif
Dengan kinerja solid dan valuasi yang menarik, analis optimistis terhadap prospek BBCA di sisa tahun 2025. Farras menilai bahwa pedoman kinerja yang ditetapkan oleh manajemen BBCA sangat realistis untuk dicapai.
“Di tengah tingginya feasibilitas guidance 2025 untuk dicapai, dan valuasi yang atraktif ini menjadi momentum yang tepat untuk investor mengakumulasi saham BBCA,” pungkasnya.
Aksi beli berkelanjutan dari investor asing, peningkatan kinerja keuangan, serta prospek pertumbuhan kredit yang sehat menjadikan BBCA salah satu saham unggulan yang diprediksi masih akan terus menguat dalam waktu dekat. Dengan kombinasi antara fundamental kuat dan kepercayaan investor yang tinggi, BBCA tetap menjadi “permata biru” di pasar modal Indonesia.































