Logo Bloomberg Technoz

Bertemu PM Selandia Baru, Prabowo Minta Guru Bahasa Inggris

Dovana Hasiana
31 October 2025 20:00

Presiden Prabowo Subianto bertemu Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Christopher Luxon di sela KTT APEC 2025 Korea Selatan. (Dok BPMI)
Presiden Prabowo Subianto bertemu Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Christopher Luxon di sela KTT APEC 2025 Korea Selatan. (Dok BPMI)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Christopher Luxon di Ruang Agenas, Hotel Lahan Select Gyeongju, pada Jumat, 31 Oktober 2025. Pertemuan berlangsung di sela-sela rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) 2025 yang digelar di Gyeongju, Republik Korea. 

Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menyampaikan sejumlah niat kerja sama terutama pada sektor kesehatan dan pendidikan dengan Selandia Baru. Pada sektor kesehatan, presiden ingin banyak mahasiswa Indonesia yang bisa menempuh pendidikan ilmu kedokteran di Selandia Baru; terutama kedokteran gigi. 

Sedangkan di sisi pendidikan, kata Prabowo, Indonesia membuka pintu bagi guru-guru Selandia Baru untuk turut berkarya di Indonesia. Hal ini disampaikan karena pemerintah berencana membangun lebih banyak sekolah. Selain itu, pemerintah juga butuh tenaga pengajar bahasa asing untuk meningkatkan kualitas SDM yang mau kerja di luar negeri.


“Saya juga minta kalau ada guru dari Selandia Baru yang bisa bantu kita, kita mau menambah sekolah atau kursus Bahasa Inggris untuk pekerja kita yang mau ke luar negeri,” ujar Prabowo, Jumat (31/10/2025). 

Selain itu, kedua pemimpin membahas upaya memperkuat kemitraan komprehensif yang telah terjalin antara Indonesia dan Selandia Baru sejak 2018. Prabowo menegaskan komitmen kedua negara untuk terus memperkuat kerja sama dalam kerangka kemitraan komprehensif yang selama ini terjalin erat. Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin juga menyoroti pentingnya memperluas akses pasar dan mendorong peningkatan nilai perdagangan yang mencapai US$1,91 miliar pada 2024. 

Artikel Terkait