Logo Bloomberg Technoz

Edukasi Pasar Modal

Memahami IHSG dan Indeks Spesifik untuk Strategi Investasi


Pekerja di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/9/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/9/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bagi banyak orang, pasar saham terlihat seperti dunia yang rumit dan penuh angka bergerak. Namun di balik pergerakan harga harian dan istilah teknis yang sering terdengar asing. Ada satu alat penting yang bisa membantu investor memahami arah pasar secara lebih sederhana, yaitu indeks saham. Indeks saham adalah cermin besar yang menunjukkan bagaimana kinerja saham-saham di suatu bursa, apakah sedang mengalami pertumbuhan, stagnasi, atau justru penurunan.

Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi acuan utama yang menggambarkan seluruh pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG mencakup ratusan saham dari berbagai sektor, mulai dari perbankan, energi, teknologi, konsumsi, dan lainnya. Ketika IHSG naik, berarti secara rata-rata harga saham-saham tersebut mengalami kenaikan. Sebaliknya, penurunan IHSG menandakan sentimen pasar sedang melemah. Karena sifatnya yang menyeluruh, IHSG sering disebut sebagai “termometer ekonomi Indonesia”, yang mengukur seberapa hangat atau dingin kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi nasional.

Selain IHSG, terdapat pula indeks lain yang lebih spesifik. Indeks LQ45, misalnya, berisi 45 saham yang paling likuid dan memiliki kapitalisasi besar, sehingga sering digunakan sebagai acuan bagi investor institusi. Ada juga Indeks IDX30, versi yang lebih ramping namun fokus pada saham-saham unggulan dengan volume transaksi tinggi dan fundamental kuat. Bagi investor yang ingin berinvestasi secara syariah, terdapat Jakarta Islamic Index (JII),Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), dan indeks syariah lainnya yang hanya memuat saham-saham sesuai prinsip syariah. Selain itu, indeks tematik seperti Indeks IDX ESG Leaders berisikan kumpulan perusahaan berkomitmen terhadap lingkungan dan keberlanjutan, atau Indeks IDX Growth30 bagi saham-saham dengan pertumbuhan tinggi. 


Tujuan utama dari adanya berbagai indeks ini adalah untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai kinerja kelompok saham tertentu. Misalnya, jika Indeks LQ45 naik sedangkan IHSG turun, berarti mengindikasikan saham-saham besar masih kuat sementara saham-saham lainnya tertekan. Dengan memahami hal ini, investor bisa melihat ke mana arah dana besar bergerak, serta mengukur risiko dan peluang yang muncul di pasar.

Namun, memahami indeks saham tidak berhenti pada angka saja. Di balik setiap pergerakan indeks, ada kombinasi dari banyak faktor, ekonomi, politik, bahkan psikologis. Ketika ekonomi tumbuh, konsumsi meningkat, dan laba korporasi membaik, indeks cenderung menguat. Sebaliknya, ketika muncul isu global seperti kenaikan suku bunga Amerika Serikat, perang, atau ketegangan geopolitik, indeks bisa terkoreksi. Karena itu, memahami indeks saham berarti juga belajar membaca interaksi antara data ekonomi, geopolitik dan sentimen pasar.