Sementara itu, Komisaris Utama PHI, Meidawati, terus mengingatkan pentingnya menjaga aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) dan keekonomian proyek-proyek hulu migas untuk menjaga keberlanjutan investasi dan produksi Perusahaan. “Kita masih memiliki dua bulan lagi sebelum akhir tahun. Jangan lengah, terutama dalam aspek HSSE yang harus selalu menjadi prioritas utama,” ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja sebagai modal utama keberhasilan operasi. “Setiap pekerja harus berangkat selamat, bekerja selamat, dan pulang selamat, setiap hari,” tambahnya. Meidawati juga mendorong seluruh lini organisasi untuk terus memperkuat koordinasi dan disiplin operasional. Menurutnya, dengan pengelolaan risiko yang efektif dan kepatuhan terhadap standar HSSE, PHI diharapkan mampu menutup tahun 2025 dengan kinerja yang unggul dan berkelanjutan.
Dalam THM kali ini, pekerja juga dibekali kembali pengetahuan serta tips tentang pentingnya keamanan digital (cyber security) sebagai bagian tak terpisahkan dari membangun budaya HSSE dan langkah strategis dalam menjaga keberlanjutan operasi Perusahaan dari potensi ancaman keamanan digital. “Pelindung (firewall) utama dan terbaik dalam keamanan digital adalah sikap dan perilaku selamat dari seluruh pekerja di ruang digital,” ungkap Sr. Manager IT, Rizal Purwanto menutup pemaparannya.
PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) merupakan bagian Subholding Upstream Pertamina yang mengelola operasi dan bisnis hulu migas di Regional 3 Kalimantan yang meliputi Zona 8, Zona 9 dan Zona 10 sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Dalam mencapai visinya menjadi perusahaan migas kelas dunia, PHI bersama anak perusahaan dan afiliasinya bekerja sama dengan SKK Migas menjalankan operasi hulu migas yang selamat, efisien, andal, patuh, dan ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan produksi migas nasional.
(tim)































