“Kelompok ini telah berulang kali meyakinkan investor bahwa tema AI masih kuat dan hidup, dan melihat banyaknya kesepakatan yang diumumkan dalam beberapa bulan terakhir, tampaknya narasi ini akan terus berlanjut selama Wall Street terus memberi penghargaan atas pendekatan tersebut,” ujar Bret Kenwell dari eToro.
Sentimen juga terdorong oleh spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada Rabu, dengan para pedagang berharap mendapatkan kejelasan mengenai kapan para pejabat akan menghentikan penyusutan portofolio sekuritas bank sentral. Taruhan meningkat bahwa mereka dapat mengakhiri pengetatan kuantitatif secepatnya bulan ini.
Semua itu terjadi menjelang pertemuan Presiden Donald Trump pada Kamis dengan mitranya dari China, Xi Jinping. The Wall Street Journal melaporkan bahwa AS akan mencabut sebagian tarif jika Beijing menindak ekspor bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi fentanyl.
Indeks S&P 500 ditutup sedikit di bawah 6.900. Indeks yang melacak saham “Magnificent Seven” naik 1,3%. Imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10 tahun nyaris tidak berubah di 3,97%. Dolar melemah.
Kelompok “Magnificent Seven” diperkirakan akan mencatat pertumbuhan laba sebesar 14% pada kuartal ketiga, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg Intelligence. Angka tersebut hampir dua kali lipat dari proyeksi pertumbuhan laba 8% untuk indeks S&P 500 secara keseluruhan, namun juga akan menjadi laju pertumbuhan paling lambat sejak kuartal pertama tahun 2023.
Namun, perusahaan teknologi besar memiliki rekam jejak dalam melaporkan laba yang jauh melampaui perkiraan Wall Street — dan inilah yang diandalkan oleh banyak investor.
“Kami memperkirakan laporan keuangan yang kembali kuat dari perusahaan teknologi raksasa, mengingat permintaan yang tak henti-hentinya terhadap teknologi dan infrastruktur AI,” ujar Clark Bellin dari Bellwether Wealth.
“Meskipun profitabilitas AI masih belum pasti, untuk saat ini investor bersedia mengabaikannya karena perlombaan senjata AI semakin memanas.”
Rekor tertinggi pasar saham saat ini hampir tidak menyisakan ruang untuk kekecewaan terkait laporan keuangan perusahaan teknologi besar, menurut Paul Stanley dari Granite Bay Wealth Management.
“Mengingat sebagian besar kapitalisasi pasar S&P 500 terdiri dari saham-saham ‘Magnificent Seven’, jika ada laporan laba yang mengecewakan, hal itu dapat memicu aksi jual atau membuat pasar bergerak dalam kisaran sempit untuk sementara waktu hingga muncul pemicu baru,” ujarnya.
Alih-alih bermimpi tentang masa depan AI, para investor kini mulai lebih skeptis terhadap seberapa besar uang tunai yang dihabiskan perusahaan-perusahaan ini untuk proyek AI yang mungkin berhasil — atau mungkin juga tidak, menurut Callie Cox dari Ritholtz Wealth Management.
“Apakah perusahaan-perusahaan ini mampu menanggung tagihan sebesar itu? Tentu saja bisa. Kita sudah jauh dari masa gelembung teknologi. Tapi, dengan harga apa?” ujarnya.
Cox mencatat bahwa lima perusahaan hyperscaler terbesar diproyeksikan akan menghabiskan $450 miliar untuk belanja modal.
“Teknologi adalah anak emas Korporasi Amerika. Mereka dikenal memiliki neraca keuangan yang kuat dan keunggulan kompetitif yang lebar. Namun, upaya mereka dalam AI dapat mengancam reputasi tersebut pada saat perusahaan teknologi harus tampil nyaris sempurna,” katanya.
Ia juga mencatat bahwa kesenjangan antara laba perusahaan teknologi di indeks S&P dan harga sahamnya saat ini berada pada level yang secara historis lebar.
“Dinamika ini bisa bertahan untuk sementara waktu, tetapi meningkatkan risiko terjadinya kekecewaan,” ujarnya.
Faktanya, sektor teknologi tetap menjadi salah satu sektor yang paling padat diminati. Posisi di Nasdaq 100 meningkat secara signifikan seiring investor menambah posisi beli baru, membalikkan tren pelemahan momentum yang terlihat dalam beberapa minggu terakhir, menurut para ahli strategi di Citigroup Inc.
Adapun untuk indeks S&P 500, tim Citi yang dipimpin oleh Chris Montagu menulis bahwa risiko senilai US$2,7 miliar telah ditambahkan ke indeks acuan tersebut, melalui kombinasi penutupan posisi jual (short covering) dan pembukaan posisi beli baru.
“Pasar sekali lagi berada di wilayah jenuh beli atau kondisi yang sudah terlalu tinggi,” kata Dan Wantrobski dari Janney Montgomery Scott.
“Kami tetap waspada terhadap kemungkinan koreksi sebesar 5% hingga 10% sebelum tahun 2025 berakhir.”
Meski begitu, Wantrobski juga mencatat bahwa bulan November secara historis merupakan salah satu bulan terbaik bagi saham-saham AS, menurut Stock Trader’s Almanac.
Sementara itu, para penasihat perdagangan komoditas (Commodity Trading Advisors) saat ini berada pada posisi “beli maksimal” di Nasdaq. Namun, menurut para ahli strategi UBS yang dipimpin oleh Nicolas Le Roux, dibutuhkan “aksi jual yang cukup besar” hingga di bawah 23.900 poin sebelum mereka berbalik menjadi penjual. Indeks tersebut ditutup sedikit di atas 26.000 pada Selasa.
“Semakin banyak investor yang mulai khawatir bahwa lonjakan kuat pasar saham dalam beberapa bulan terakhir mungkin telah melampaui fundamentalnya, setidaknya dalam jangka sangat pendek,” ujar Anthony Saglimbene dari Ameriprise. “Laporan laba perusahaan ‘Magnificent Seven’ minggu ini memberi kesempatan bagi mereka untuk mengonfirmasi atau menantang pandangan tersebut.”
Berbicara tentang skala, ia mencatat bahwa dalam 35 tahun terakhir, belum pernah ada masa di mana 10 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di S&P 500 memiliki pengaruh sebesar sekarang terhadap salah satu ukuran paling luas dari pasar saham AS.
“‘Magnificent Seven’ berada dalam posisi yang baik untuk memenuhi ekspektasi laba,” ujarnya. “Namun, mengingat valuasi saat ini serta besarnya ukuran dan pengaruh yang dimiliki perusahaan-perusahaan ini terhadap pasar secara keseluruhan, pandangan mereka tentang prospek dan profitabilitas ke depan kemungkinan akan menjadi faktor yang paling memengaruhi sentimen investor minggu ini — dan mungkin juga seterusnya.”
“Perdagangan terkait belanja modal yang didorong oleh AI tetap menjadi faktor paling krusial untuk diperhatikan. Gangguan apa pun di area tersebut dapat mengguncang indeks yang kini semakin bergantung pada pengeluaran yang berkelanjutan,” ujar Ryan Grabinski dari Strategas.
Meskipun valuasi sering muncul sebagai kekhawatiran utama di kalangan investor, 50 perusahaan terbesar dalam indeks S&P 500 saat ini diperdagangkan pada kelipatan laba ke depan (forward multiples) di bawah 50 — sedangkan pada puncak pasar pada Maret 2000, banyak perusahaan diperdagangkan jauh di atas level tersebut, katanya.
“Meskipun sulit untuk berargumen bahwa pasar saat ini murah, atau mengharapkan ekspansi valuasi lebih lanjut untuk mendorong imbal hasil tahun depan, perusahaan-perusahaan saat ini jauh lebih menguntungkan dan memiliki fundamental yang lebih kuat dibandingkan awal tahun 2000-an,” simpul Grabinski.
Scott Rubner dari Citadel Securities mengatakan pasar saham AS tampak siap untuk memperpanjang reli rekornya — dan mungkin bahkan mempercepat kenaikan musiman yang biasa terjadi menjelang akhir tahun.
Ia menyoroti musim laporan laba yang sejauh ini kuat, optimisme investor ritel, serta lebih dari $7 triliun dana di pasar uang yang berpotensi dialihkan dari pinggir lapangan seiring turunnya imbal hasil. Di samping itu, faktor musiman juga cenderung mendorong kenaikan saham ketika tahun mendekati akhir.
Para investor optimistis kini bersiap mempertaruhkan bahwa indeks S&P 500 akan menembus level 7.000, setelah tanda-tanda menunjukkan bahwa gejolak musiman telah berlalu. Meskipun optimisme itu akan diuji keras minggu ini, jika saham mampu melewati periode tersebut, faktor musiman tampak mendukung.
Beberapa minggu terakhir di akhir tahun cenderung menguntungkan bagi aset berisiko. Berdasarkan data sejak 1985, Nasdaq 100 mencatat kenaikan rata-rata 8,5% dari 20 Oktober hingga akhir tahun, sementara S&P 500 membukukan kenaikan rata-rata 4,2%, menurut data dari meja perdagangan Goldman Sachs Group Inc.
“Untuk mendorong S&P 500 menembus 7.000 minggu ini, kita kemungkinan membutuhkan hasil positif dari The Fed, laporan laba kuat dari Magnificent Seven yang disertai prospek optimistis, serta kemajuan dalam hubungan lintas negara antara Washington dan Beijing,” ujar Jose Torres dari Interactive Brokers.
Meskipun ada ruang untuk kekecewaan, Torres mencatat bahwa jika dua dari tiga faktor tersebut bergerak ke arah positif, momentum yang ada mungkin sudah cukup untuk mencapai tonggak penting 7.000 sebelum bulan November berakhir.
Beberapa pergerakan utama di pasar:
Saham
- S&P 500 naik 0,2% pada pukul 16.00 waktu New York
- Nasdaq 100 naik 0,7%
- Dow Jones Industrial Average naik 0,3%
- Indeks MSCI World naik 0,2%
- Bloomberg Magnificent 7 Total Return Index naik 1,3%
- Indeks Russell 2000 turun 0,5%
Mata Uang
- Bloomberg Dollar Spot Index turun 0,1%
- Euro nyaris tidak berubah di US$1,1653
- Pound sterling Inggris turun 0,5% menjadi US$1,3275
- Yen Jepang naik 0,5% menjadi 152,08 per dolar
Kripto
- Bitcoin turun 1% menjadi US$113.369,76
- Ether turun 2,3% menjadi US$4.032,22
Obligasi
- Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun nyaris tidak berubah di 3,97%
- Imbal hasil obligasi Jerman bertenor 10 tahun nyaris tidak berubah di 2,62%
- Imbal hasil obligasi Inggris bertenor 10 tahun nyaris tidak berubah di 4,40%
- Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 2 tahun nyaris tidak berubah di 3,48%
- Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 30 tahun turun satu basis poin menjadi 4,54%
Komoditas
- Minyak mentah West Texas Intermediate turun 2,3% menjadi US$59,93 per barel
- Emas spot turun 0,7% menjadi US$3.955,91 per ons
(bbn)































