Logo Bloomberg Technoz

Selain keempat emiten tersebut, sejumlah saham besar lain juga terdampak. PT United Tractors Tbk (UNTR) diperkirakan berkurang US$449 juta dari total nilai pasar US$5,99 miliar, PT Astra International Tbk (ASII) kehilangan sekitar US$1,75 miliar dari US$14,02 miliar, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) turun US$688 juta dari US$4,58 miliar, dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) berkurang US$721 juta dari US$4,80 miliar.

Menurut riset Kiwoom Sekuritas, langkah MSCI tersebut merupakan upaya untuk membuat data free float Indonesia lebih ketat dan transparan. Selama ini, free float dihitung berdasarkan data kepemilikan publik yang dilaporkan emiten. Dalam usulan baru, MSCI ingin menambahkan pendekatan berbasis data KSEI dan akan mengambil angka terendah antara dua versi data tersebut.

Dalam metode baru ini, beberapa jenis kepemilikan akan dikeluarkan dari kategori free float, seperti saham yang masih berbentuk fisik (scrip) dan saham yang dimiliki oleh korporasi maupun kategori “lain-lain” yang dianggap tidak likuid.

“Jika free float turun, bobot saham tersebut di indeks MSCI juga bisa berkurang, yang berpotensi menyebabkan arus keluar (outflow) dari investor asing yang mengikuti indeks MSCI,” tulis Kiwoom Research.

Kiwoom juga mencatat bahwa wacana ini muncul berdekatan dengan rencana DPR untuk mendorong peningkatan porsi free float di Bursa Efek Indonesia, yang dinilai sebagai momen yang “terasa pas” di tengah revisi metodologi oleh MSCI.

(dhf)

No more pages