Jassy pada Juni lalu memberi sinyal bahwa tenaga kerja Amazon mungkin akan berkurang seiring perusahaan meningkatkan penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk menyelesaikan tugas-tugas yang biasanya dilakukan manusia.
Pernyataan tersebut memicu kepanikan di kalangan karyawan, yang mencari informasi di ruang obrolan online anonim tentang PHK yang sering bocor secara bertahap, sehingga sulit untuk menilai skala dan cakupannya secara keseluruhan.
"Kami akan membutuhkan sedikit orang untuk melakukan beberapa pekerjaan saat ini, dan lebih banyak orang untuk melakukan jenis pekerjaan lain," tulis Jassy dalam memo kepada karyawan.
"Sulit untuk mengetahui secara pasti bagaimana ini akan berakhir seiring waktu, tetapi dalam beberapa tahun ke depan, kami memperkirakan hal ini akan mengurangi jumlah karyawan korporat kami seiring efisiensi dari penggunaan AI secara luas di seluruh perusahaan meningkat."
Dalam pertemuan dan pernyataan pada dokumen perencanaan internal selama setahun terakhir, Jassy mengindikasikan bahwa perusahaan harus lebih banyak mengotomatisasi pekerjaan yang bisa ditangani oleh alat AI, menurut seseorang yang mengetahui komentarnya.
Dia juga mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa sebagian perusahaan masih sulit dikelola setelah gelombang perekrutan besar-besaran Amazon selama pandemi, meski sudah mengurangi tenaga kerja selama tiga tahun terakhir.
Awal tahun ini, Bloomberg melaporkan perusahaan juga memerintahkan beberapa karyawan korporat untuk pindah lebih dekat dengan manajer dan tim mereka. Menurut sumber yang mengetahui situasinya, karyawan diminta untuk pindah ke kota-kota seperti Seattle; Arlington, Virginia; dan Washington DC, yang dalam beberapa kasus memerlukan mereka untuk pindah ke seluruh negeri.
Amazon mempekerjakan total sekitar 1,55 juta orang per 30 Juni, sebagian besar bekerja di gudang. Perusahaan ini memiliki sekitar 350.000 karyawan korporat.
Amazon.com Inc. berencana untuk memangkas pekerjaan di beberapa departemen kunci, termasuk logistik, pembayaran, permainan video, dan unit komputasi awan, menurut sumber yang mengetahui hal tersebut.
Pemutusan hubungan kerja, yang diperkirakan akan dilakukan mulai Selasa, dapat mempengaruhi hingga 30.000 pekerjaan, seperti dilaporkan Reuters pada Senin, mengutip sumber-sumber.
Pemangkasan pada skala tersebut akan menjadi yang terbesar sejak pemangkasan bertahap pada akhir 2022 dan awal 2023 yang pada akhirnya mencapai lebih dari 27.000 karyawan korporat, saat Chief Executive Officer Andy Jassy berusaha memangkas biaya setelah ekspansi cepat selama pandemi. Sejak itu, telah terjadi pemangkasan karyawan secara bertahap yang menargetkan tim-tim tertentu.
Amazon mempekerjakan total sekitar 1,55 juta orang per 30 Juni, di mana sebagian besar bekerja di gudang. Perusahaan ini memiliki sekitar 350.000 karyawan korporat.
(bbn)































