Strategi tersebut membantu Hermès mencatat kenaikan pendapatan keseluruhan kuartal ketiga sebesar 9,6% pada nilai tukar konstan menjadi €3,88 miliar (US$4,5 miliar). Analis sebelumnya memperkirakan kenaikan sebesar 9,3%. Pertumbuhan ini terjadi karena perusahaan terus menarik pembeli kaya — terutama di AS — yang rela mengeluarkan banyak uang untuk produk-produknya yang sangat diminati.
Meredakan kekhawatiran bahwa tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump akan memengaruhi konsumsi, wilayah yang mencakup AS justru melampaui ekspektasi, dengan pendapatan yang naik 14,1% pada kuartal tersebut.
Hermès belum melihat adanya perubahan tren sejauh ini pada kuartal berjalan, kata Chief Financial Officer Eric du Halgouet kepada wartawan dalam sebuah panggilan konferensi.
Pertumbuhan kuat di AS terjadi di seluruh kategori, dengan peningkatan yang stabil dalam jumlah kunjungan ke toko-tokonya, ujar eksekutif tersebut, seraya menambahkan bahwa Hermès tidak menaikkan harga lagi di negara tersebut setelah kenaikan satu kali pada Mei lalu untuk mengimbangi dampak tarif.
Di wilayah yang mencakup China, kinerja Hermès lebih baik dibandingkan paruh pertama tahun ini. Du Halgouet mengatakan bahwa “ada dua tanda menggembirakan yang membuat kami optimistis” terhadap pasar Tiongkok, yakni meningkatnya stabilitas di sektor properti di kota-kota terbesar negara itu serta adanya kebangkitan di pasar keuangan daratan dan Hong Kong.
“Pada minggu pertama Oktober, yang merupakan pekan emas di China daratan, kami melihat aktivitas bisnis yang cukup kuat dan dinamis,” ujarnya. “Kami tidak bisa mengekstrapolasi hal ini untuk seluruh kuartal, namun tetap saja ini merupakan tanda yang menggembirakan.”
(bbn)
































