Logo Bloomberg Technoz

Menurut dia, portofolio pembangkit nuklir di Brasil itu bisa membantu upaya pemerintah yang belakangan ingin mengadopsi pembangkit tersebut.

“Karena mereka juga punya uranium di sana dan beberapa pembangkit mereka juga sudah memakai nuklir,” kata dia.

Sebelumnya, Kementerian ESDM menargetkan pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN bisa dikejar pada 2029-2032.

Sementara itu, target komersialisasinya ditetapkan pada 2032 atau lebih awal dari rencana awal pada 2039 lalu.

Rencana adopsi pembangkit nuklir itu sejalan dengan upaya pemerintah untuk menambah kapasitas pembangkit setrum sebesar 443 gigawatt (GW) dalam rancangan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2025—2060.

Belum Ada Minat

Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung membeberkan hingga kini belum ada perusahaan yang berminat untuk berinvestasi dalam pengembangan PLTN. 

"Calon perusahaan belum, itu baru kajian pemerintah," kata Yuliot dalam rapat bersama Komisi XII DPR RI awal tahun ini. 

Selain mendorong penggunaan PLTN, pemerintah juga akan mengembangkan pembangkit arus laut yang dimulai pada 2028—2029.

Kemudian, pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung secara masif memanfaatkan area waduk dan pengembangan PLTS atap.

Lalu, pengembangan PLTP secara masif baik offshore maupun onshore. Selanjutnya, pengoperasian PLTU batu bara eksisting sampai dengan power purchase agreement (PPA) berakhir dan cofiring dengan biomassa yang dilengkapi dengan carbon capture and storage (CCS).

(naw)

No more pages