Untuk memastikan intervensi berjalan, Mentan menyatakan telah berkolaborasi dengan Menteri Dalam Negeri, Kapolri, Menteri Perdagangan, dan Bulog untuk melaksanakan operasi pasar, himbauan, dan penindakan.

Selain intervensi harga jangka pendek melalui operasi pasar, Amran mengungkapkan bahwa pemerintah juga mengejar solusi permanen, yakni melalui swasembada pangan di berbagai wilayah kepulauan. Hal ini dilakukan untuk menekan tingginya biaya logistik yang kerap memicu disparitas harga.

"Mimpi kita adalah, itu arahan Bapak Presiden, semua pulau-pulau, swasembada beras, swasembada nantinya minyak goreng, protein, dan seterusnya. Sehingga biaya yang ngangkut itu tidak ditanggung biaya setempat," jelas Amran.

Sebagai contoh, ia menyebutkan keberhasilan program swasembada di Kalimantan. "Dulu Kalimantan mengambil beras dari Surabaya dan Sulawesi Selatan. Sekarang, Alhamdulillah, sudah mandiri pangan pulau Kalimantan. Kalsel, Kalteng, Kalbar, itu sudah swasembada."

Untuk mendukung ambisi swasembada ini, Kementerian Pertanian berencana mencetak sawah baru secara masif. Ditargetkan, tahun ini dan tahun depan akan ada pencetakan sawah seluas 225 ribu hektare di seluruh Indonesia, termasuk penambahan signifikan untuk daerah Papua. 

Secara khusus, proyek food estate di Merauke, Papua, ditargetkan bisa mencapai 200 ribu hektare pada tahun depan, menjadikan total lahan baru yang dicetak bisa mencapai 400 ribu hektare.

(ell)