Logo Bloomberg Technoz

Harga emas terdongkrak akibat respons atas pernyataan terbaru dari Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve Jerome ‘Jay’ Powell. Dalam acara yang diselenggarakan National Association for Business Economics, Powell menyebut rekrutmen tenaga kerja sedang lemah. Ke depan, bisa saja terjadi perlambatan lebih lanjut.

“Anda dalam posisi di mana perlambatan pembukaan lapangan kerja mungkin akan berdampak ke tingkat pengangguran. Saya rasa kita akan mencapai titik di mana pengangguran akan mulai meningkat,” kata Powell, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.

Pernyataan ini menjadi sinyal bahwa fokus The Fed saat ini adalah pasar tenaga kerja. Pelemahan di pasar tenaga kerja kemungkinan besar akan membuat The Fed melakukan intervensi dengan melonggarkan kebijakan moneter.

Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75-4% dalam rapat The Fed bulan ini mencapai 97,8%. Pada rapat Desember, rasanya Federal Funds Rate bisa turun lagi ke 3,5-3,75% dengan probabilitas 92,8%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Selain itu, emas juga menjadi buruan setelah perkembangan terbaru hubungan AS-China. Presiden AS Donald Trump murka karena China menolak membeli kedelai dari Negeri Paman Sam.

“Ini adalah tindakan kekerasan ekonomi yang secara sengaja menyebabkan kesulitan bagi para petani. Kami mempertimbangkan untuk menghentikan hubungan dengan China terkait minyak goreng dan berbagai elemen perdagangan lainnya sebagai balasan. Contoh, kami bisa memproduksi minyak goreng sendiri tanpa harus membeli dari China,” tegas Trump dalam unggahan di media sosial.

Emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven asset). Saat situasi bergejolak, biasanya investor cenderung memilih emas untuk menyelamatkan portofolio mereka.

(aji)

No more pages