Bloomberg Technoz, Jakarta - Apple akan menggandakan besaran hadiah utama terhadap program Apple Security Bounty atau program untuk mencari celah keamanan pada sistem perangkat mereka pada November 2025 mendatang. Perusahaan teknologi yang berbasis di Cupertino, California, Amerika Serikat (AS) tersebut mengatakan hadiah utama sebelumnya senilai US$1 juta atau setara dengan Rp16,5 miliar (asumsi kurs Rp16.558/US$), dan naik menjadi sebesar US$2 juta atau sekitar Rp33,1 miliar (M).

Hadiah utama tersebut bakal diberikan kepada peneliti keamanan siber yang dapat menemukan rantai eksploitasi, di mana bisa mencapai tujuan serupa dengan serangan spyware canggih—perangkat lunak (software) berbahaya yang dirancang untuk menyusup ke perangkat pengguna tanpa izin—dan tak memerlukan interaksi pengguna (zero-click). Bahkan hadiah maksimum yang bisa diperoleh peneliti dapat lebih dari US$5 juta atau atau setara dengan Rp82,7 miliar jika terdapat penemuan kerentanan kritis, seperti ada kesalahan atau cacat (bug) pada software pra-rilis (beta) dan melewati (bypass) Mode Lockdown, fitur perlindungan perangkat dari serangan siber milik Apple.

“Ini adalah jumlah yang belum pernah ada sebelumnya di industri ini dan pembayaran terbesar yang ditawarkan oleh program bounty apapun dari yang kami ketahui,” tulis Apple dalam blog riset keamanannya pada Jumat (10/10/2025) dikutip Senin (13/10/2025). (https://security.apple.com/blog/apple-security-bounty-evolved/)

Perusahaan tersebut menuturkan, program Apple Security Bounty telah diluncurkan untuk publik pada 2020 lalu. Saat itu, mereka memberikan lebih dari US$35 juta atau sekitar Rp579,5 miliar kepada lebih dari 800 peneliti keamanan siber. Dengan beberapa kali menghadiahkan senilai US$500.000 atau setara dengan Rp8,2 miliar.

“Kami berterima kasih kepada semua orang yang telah mengirimkan penelitian mereka dan bekerja sama dengan kami untuk membantu melindungi pengguna kami,” kata Apple.