Lisensi tersebut menandai persetujuan pertama untuk penjualan chip AI Nvidia ke negara Teluk sejak Presiden Donald Trump menjabat. Lisensi ini merupakan tanda nyata kemajuan dalam kesepakatan yang diumumkan hampir lima bulan lalu.
Kesepakatan sebelumnya berpusat pada pusat data berkapasitas lima gigawatt di ibu kota negara Teluk tersebut, dengan OpenAI sebagai penyewa utama. Kesepakatan tersebut telah menjadi sumber kekhawatiran signifikan di Washington, di mana beberapa pejabat di pemerintahan Trump dan di Capitol Hill mempertanyakan kebijaksanaan membangun situs sebesar itu di luar AS, terutama di tempat di mana Beijing telah mengembangkan hubungan bisnis dan ekonomi yang signifikan.
Mendapatkan izin tersebut menjadi prioritas utama bagi UAE, di mana beberapa pejabat merasa frustrasi dengan apa yang mereka anggap sebagai proses persetujuan AS yang lambat. AI menjadi salah satu prioritas utama bagi negara Teluk tersebut, yang sedang menghabiskan dana besar untuk infrastruktur di dalam dan luar negeri.
Di balik kesepakatan AI ini terdapat janji Uni Emirat Arab untuk berinvestasi sebesar $1,4 triliun di Amerika Serikat dalam sepuluh tahun ke depan, janji yang belum dirincikan ke dalam proyek-proyek spesifik. AS, sementara itu, berencana menyetujui hingga 500.000 chip AI canggih Amerika setiap tahun, dengan seperlima di antaranya dialokasikan untuk raksasa AI Abu Dhabi, G42.
Gelombang pertama izin tidak mencakup chip untuk G42, yang bermitra dengan OpenAI di kampus di ibu kota UEA, menurut sumber-sumber tersebut. G42 tidak menanggapi permintaan komentar.
Tidak jelas kapan izin tambahan mungkin diterbitkan, kata sumber-sumber tersebut, menambahkan bahwa hal itu akan bergantung sebagian pada bagaimana rencana investasi spesifik UAE berkembang. Berdasarkan perjanjian tersebut, UAE yang kaya minyak akan mencocokkan investasi yang diterimanya dengan pengiriman chip, dengan basis dollar-for-dollar.
Teluk Persia memiliki minat besar terhadap kecerdasan buatan (AI) dan dana untuk mendukungnya, menjadikan wilayah ini salah satu pasar dan penyandang dana terpenting di dunia bagi raksasa teknologi seperti Nvidia dan OpenAI. Negara-negara Teluk, termasuk UAE dan Arab Saudi, telah dikenai pembatasan AS atas pengiriman chip AI canggih sejak 2023, karena kekhawatiran bahwa teknologi tersebut dapat dialihkan ke China, yang dikenai kontrol semikonduktor yang lebih ketat.
(bbn)































