Beberapa penambahan daftar entitas baru, termasuk anak perusahaan Arrow, merupakan hasil penemuan komponen elektronik asal AS dalam serpihan sistem pesawat nirawak yang dioperasikan proksi Iran sejak 2017. Menurut BIS, komponen tersebut ditemukan setelah pemeriksaan puing-puing yang dikumpulkan oleh negara-negara di kawasan Teluk dan Timur Tengah.
AS pertama kali mempertimbangkan pembatasan terhadap Arrow pada awal 2020 saat anak perusahaan Asia lainnya diduga menyediakan teknologi untuk pasukan militer asing. Arrow saat itu menyatakan deskripsi tersebut keliru dan anak perusahaan tersebut tidak terlibat dalam kegiatan militer.
BIS menjatuhkan sanksi pada lima perusahaan lain dalam daftar terbarunya berdasarkan informasi yang diperoleh dari puing-puing drone Hamas yang disita oleh Pasukan Pertahanan Israel sekitar serangan 7 Oktober dua tahun lalu. Puing-puing tersebut termasuk komponen asal AS yang dialirkan melalui perusahaan-perusahaan yang masuk daftar hitam.
(bbn)

































