Menurut otoritas lokal melalui Telegram, pada Rabu, beberapa perusahaan industri di wilayah Sverdlovsk, sekitar 1.700 kilometer di timur Moskwa, menerapkan langkah-langkah respons preventif terhadap ancaman serangan drone. Langkah-langkah tersebut termasuk evakuasi pekerja dan membatasi akses internet seluler, menurut media lokal, meski belum jelas apakah serangan terjadi di wilayah tersebut.
Namun, awal pekan ini, pejabat mengatakan tiga drone dihancurkan di wilayah perusahaan industri di Kota Tyumen, sekitar 2.000 kilometer dari perbatasan Ukraina. Menurut media lokal, sistem pertahanan udara terdengar beroperasi di dekat kilang minyak lokal.
"Perluasan jangkauan memungkinkan Ukraina menyerang lebih banyak target berisiko lebih jauh ke dalam wilayah Rusia, dan semakin mempersulit tantangan bagi Moskwa dalam menyediakan pertahanan udara," kata Douglas Barrie, Peneliti Senior Bidang Dirgantara Militer di Institut Internasional untuk Studi Strategis.
Sejak pertengahan September, drone juga dihancurkan di dua lokasi di wilayah Perm di Pegunungan Ural. Target tersebut termasuk produsen utama amonium nitrat di Berezniki, komponen utama dalam bahan peledak, dan pabrik kimia Metafrax di Gubakha.
"Jangkauan seperti itu mungkin dapat dicapai [dari Ukraina]," kata Denis Fedutinov, pakar pesawat nirawak yang berbasis di Moskwa. Namun, semakin jauh drone menembus Rusia, semakin tinggi kemungkinan drone tersebut diluncurkan dari luar Ukraina.
Pada Juni, Ukraina melancarkan serangkaian serangan dramatis di seluruh Rusia menggunakan drone yang disembunyikan di dalam truk untuk menyerang pangkalan udara strategis hingga Siberia Timur.
Dalam unggahan media sosial pada saat itu, Zelenskiy mengatakan Ukraina menggunakan 117 drone dengan personel yang beroperasi di dalam Rusia melintasi tiga zona waktu.
(bbn)





























