"Kebutuhan aditif pengendali deposit meningkat jika bensin mengandung etanol."
Manfaat dan Keunggulan
Bagaimanapun, Tri menilai penggunaan penggunaan etanol dalam BBM dasaran atau base fuel seperti milik Pertamina diketahui dapat mengerek nilai research octane number (RON) pada bensin, yakni sekitar 110–120.
Walhasil, dengan penambahan etanol sebesar 3,5% ke dalam bensin, RON dapat meningkat sebesar 3,85–4,2 poin.
Selain itu, kata Tri, etanol bersifat ramah lingkungan, karena berasal dari bahan baku nabati. Penggunaannya juga dianggap netral karbon sehingga bisa menurunkan emisi CO2 sebesar 3,5%.
"[Etanol] menurunkan emisi CO2 sebesar 3,5% karena berasal dari bahan baku nabati yang dianggap carbon neutral [tidak menambah CO2 di udara]," kata Tri.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Laode Sulaeman menegaskan penggunaan etanol dalam base fuel adalah praktik yang lazim.
Menurutnya, BBM yang dijual di banyak negara juga mengandung etanol. Bahkan, lanjutnya, SPBU Shell di Amerika Serikat (AS) juga memperdagangkan bensin dengan kandungan etanol.
"Kalau di Amerika saja, Shell juga sudah pakai etanol. Di Amerika sendiri mereka bensinnya pakai etanol. Saya bisa kasih lihat bukti-bukti itu," ujarnya kepada awak media ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (3/10/2025).
Laode mengklarifikasi bahwa Ditjen Migas Kementerian ESDM hanya mengatur spesifikasi terkait dengan nilai RON dalam BBM fosil jenis bensin, bukan kandungan etanol di dalamnya.
Ketentuan mengenai kandungan etanol baru diatur dalam persyaratan spesifikasi bahan bakar bensin berbasis nabati seperti bioetanol atau biogasoline.
Dengan demikian, kandungan etanol dalam jumlah kecil dalam BBM dasaran dinilainya tidak memengaruhi kualitas.
“Etanol itu di internasional sudah banyak yang pakai, jadi tidak mengganggu performa. Bahkan bagus. Dengan menggunakan etanol itu, negara-negara yang punya industri hulu etanol besar kayak Brasil, mereka sudah pakai E-nya itu di atas 20%,” kata Laode.
“Jadi enggak ada masalah sih sebenarnya.”
Sementara itu, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani mengklaim campuran etanol dalam BBM justru dapat mengerek kinerja mesin kendaraan. Dia menuturkan jika bensin RON 92 dicampur dengan etanol maka nilai oktannya dapat meningkat hingga angka 108.
“Ya kan makin bagus [untuk peforma mesin], RON-nya makin bagus tuh,” kata Eniya kepada awak media di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (6/10/2025).
Selain itu, Eniya menambahkan, pemerintah baru menerapkan program bensin dengan campuran bioetanol 5% atau E5 saat ini. Bensin campuran bioetanol 5% itu dijual Pertamina lewat produk Pertamax Green 95.
Eniya mengatakan BBM campuran tetes tebu itu belakangan telah dijual di 104 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina.
Bahkan, Kementerian ESDM menargetkan penggunaan bauran etanol lebih besar dalam kandungan bensin nantinya.
“Terus saya sih berharap nanti jika ada arahan untuk mandatori, ya kita naikkan. Mungkin pengalihan sekarang itu, pengalihan dari konsumsi yang PSO menuju non-PSO kan bertambah,” kata Eniya.
Riuh kandungan etanol dalam BBM dasaran Pertamina membetot perhatian publik setelah Wakil Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar membeberkan PT Vivo Energi Indonesia batal membeli base fuel sebanyak 40.000 barel yang telah telanjur diimpor oleh perseroan, sebab terdapat kandungan etanol 3,5%.
“Kontennya itu ada kandungan etanol. Nah, di mana secara regulasi itu diperkenankan. Kalau tidak salah sampai 20% etanol,” kata Achmad dalam rapat dengar pendapat dengan operator SPBU swasta dan Dirjen Migas ESDM di DPR, Jakarta, Rabu (1/10/2025).
“Ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut,” lanjut Achmad.
-- Dengan asistensi Pramesti Regita Cindy dan Azura Yumna Ramadani Purnama
(wdh)
































