"Jadi saya positif terutama di kuartal keempat, ekonomi akan tumbuh mungkin di atas 5,5%," tuturnya.
Sebelumnya, dalam keterangan tertulis perusahaan, Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini, menegaskan tambahan likuiditas ini menjadi katalis penting dalam memperluas fungsi intermediasi perseroan.
Sebab, dana tersebut difokuskan untuk memperkuat industri padat karya yang berorientasi ekspor serta sektor yang langsung bersentuhan dengan masyarakat serta menjadi sumber utama penciptaan lapangan kerja di berbagai daerah termasuk UMKM.
"Bank Mandiri optimis dapat menyerap penempatan dana ini secara optimal hingga 100% pada akhir tahun ini dengan prioritas pada sektor dan industri padat karya serta UMKM yang terbukti mampu menjadi penopang kehidupan ekonomi keluarga di berbagai wilayah Indonesia," kata Novita.
Melalui pembiayaan ini, Bank Mandiri juga berkomitmen dapat membantu jutaan pelaku usaha agar terus tumbuh, naik kelas, dan menjadi penopang ekonomi kerakyatan yang tangguh.
Di samping itu, Novita menjelaskan, penyaluran kredit-kredit ini juga turut disalurkan kepada sektor strategis seperti perkebunan dan ketahanan pangan, hilirisasi sumber daya alam dan energi terbarukan, layanan kesehatan, manufaktur, serta kawasan industri.
"Dengan tambahan penempatan dana Kementerian Keuangan sebesar Rp55 triliun, kapasitas pembiayaan Bank Mandiri semakin solid sehingga mampu mengakselerasi sektor-sektor prioritas. Hal ini sejalan dengan komitmen perseroan untuk memperluas inklusi keuangan sekaligus mempererat sinergi dengan program pemerintah," jelasnya.
(ain)































