Logo Bloomberg Technoz

Dollar Index bangkit usai melemah empat hari beruntun. Jadi, dolar AS memang sudah ‘murah’ sehingga kembali menjadi buruan pelaku pasar.

Dollar Index (Sumber: Bloomberg)

Kebangkitan dolar AS terjadi di tengah penutupan sementara (shutdown) pemerintahan Negeri Adikuasa. Gagal menyepakati anggaran tahun fiskal mendatang dengan Kongres, pemerintahan Presiden Donald Trump terpaksa harus beroperasi seadanya.

Shutdown membuat rilis data ekonomi tertunda. Kemungkinan rilis data ketenagakerjaan akhir pekan ini belum bisa dilakukan, dan itu membuat pasar hilang arah untuk menebak arah kebijakan moneter bank sentral Federal Reserve (The Fed).

Shutdown akan menunda beberapa rilis data. Tanpa data yang memadai, The Fed juga akan kesulitan sehingga bisa membuat mereka ragu untuk menurunkan suku bunga acuan dalam rapat Oktober. Ada pertanda bahwa shutdown bisa berlangsung cukup lama,” tegas Joe Mazzola, Head of Trading and Derivatives Strategist di Charles Schwab Corp, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Adanya kemungkinan The Fed tidak menurunkan suku bunga acuan juga menjadi angin segar bagi dolar AS. Sebab, berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap) masih akan menguntungkan.

(aji)

No more pages