Kawasan eks Goro itu memiliki luas mencapai 4 hektare, dengan 2 hektare yang sudah dibangun dan dimanfaatkan untuk sentra ekonomi Bulog.
"Tenant-tenant yang menyewa sudah dalam setahun ini Rp34 miliar, lumayan. Kalau kawasan sini 4 hektar, tapi yang bangunannya 2 hektar. Kalau total tanah kita di sini dan DKI itu sekitar 53 hektar ya. Bayar PBB-nya saja 53 hektar itu sekitar Rp12 miliar satu tahun," sebutnya.
"Dari seluruh ini masih ada sisa 5.000 meter yang belum tersewa, kalau tidak salah. Di sebelah sana sudah tersewa juga, sebentar lagi akan dibangun padel juga," sebutnya.
Namun perlu diingat juga, di balik peresmian sentra ekonomi itu, Bulog diketahui masih menyewa gudang untuk menampung hasil panen petani.
Bulog Karawang misalnya harus menyewa gudang lantaran menyerap rata-rata 2.000 ton gabah setiap hari di bulan Mei lalu. Alhasil, gudang BULOG Karawang menampung 120.000 ton yang menyebabkan over capacity sehingga perusahaan tersebut harus menyewa gudang dengan kapasitas 50.000 ton.
Tak jauh berbeda dengan Karawang, pada bulan Mei yang lalu, Bulog Lampung juga musti menyewa 40 unit gudang tambahan karena kapasitas gudang yang nyaris penuh.
Presiden Prabowo Subianto pun berencana akan membangun 100 gudang baru yang dialokasikan untuk mengurangi ketergantungan Bulog menyewa gudang. Di mana, stok beras di Indonesia tercatat mencapai rekor tertinggi 4,2 juta ton pada Juni 2025.
Prabowo menganggarkan Rp5 triliun untuk pembangunan gudang itu. Langkah ini mendesak lantaran produksi beras nasional tahun ini tercatat sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah, sementara ketersediaan gudang masih terbatas.
