Logo Bloomberg Technoz

Inalum belakangan merasa perlu mengamankan tambang bauksit untuk menjaga pasokan bahan baku alumina tersebut.

Apalagi, belakangan investasi pabrik pemurnian atau smelter alumina di Indonesia makin masif setelah larangan ekspor bauksit efektif Juni 2023 lalu. Sebagian besar pabrik alumina domestik saat ini dikuasi perusahaan China.

"Walaupun hari ini kami hanya ukurannya 275.000 per tahun, ini kita dapat tingkatkan di tahun 2031 itu menjadi 1 juta aluminium per tahun," kata Melati.

Menurut sumber Bloomberg Technoz yang mengetahui pembicaraan tersebut, upaya akuisisi tambang bauksit itu menjadi bagian persiapan Inalum untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun depan.

Adapun, Inalum telah memasuki masa peningkatan produksi atau ramp up untuk smelter grade alumina (SGAR) Mempawah fase I di Kalimantan Barat.

Dengan kapasitas produksi 1 juta ton alumina, SGAR Mempawah membutuhkan pasokan bauksit sekitar 3,3 juta ton per tahun. Sebagian besar pasokan bauksit itu diisi oleh Antam lewat tambang Tayan, Kalimantan Barat.

Sementara itu, kongsi Inalum & Antam berencana untuk membangun SGAR Mempawah fase II, dengan kapasitas 1 juta ton alumina per tahun, kebutuhan bauksit sekitar 3,3 juta ton setiap tahunnya.

Proyek ekspansi pabrik alumina itu diproyeksikan mulai produksi pada 2028 untuk mengimbangi investasi baru Inalum di smelter aluminium di Mempawah di tahun yang sama. 

Rencanannya, proyek smelter aluminium yang akan berdiri berdekatan dengan dua pabrik alumina itu bakal menghasilkan 600.000 ton aluminium per tahun.

Di sisi lain, Antam mencatat tambang Tayan memiliki cadangan bauksit mencapai 108 juta wet metric ton (wmt) per Juni 2025, dengan potensi sumber daya mencapai 193 juta wmt.

Tambang yang telah beroperasi sejak 2013 itu turut memasok bauksit untuk fasilitas smelter yang dikendalikan Antam lewat PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) dengan kapasitas terpasang 300.000 ton per tahun.

Selain itu, Antam turut mengembangkan tambang bauksit berkapasitas 3 juta wmt per tahun, dengan nama proyek West Kalimantan Mine Development (WKMD). Proyek pengembangan tambang ini memasuki tahap pra kontruksi.

Direktur Utama Antam Achmad Ardianto mengatakan pembicaraan dengan Inalum berkaitan dengan tambang bauksit perseroan itu masih tahap awal. Hanya saja, Ardianto menegaskan, perseroannya tidak akan melepas tambang Tayan ke Inalum.

“Tayan tidak akan didivestasi,” kata Ardianto kepada Bloomberg Technoz.

Dia menambahkan aset yang kemungkinan akan dilepas berupa tambang yang berdekatan dengan pabrik alumina Inalum saat ini di Mempawah.

“Yang didivestasi yang ada di dekat-dekat Mempawah,” tuturnya.

(prc/naw)

No more pages