Ken mengatakan perseroannya masih menantikan arahan lebih lanjut dari MIND ID terkait dengan rencana akuisisi tambang bauksit tersebut. Dia menuturkan tambang bauksit milik Antam menjadi fokus awal.
“Fokus grup MIND ID dulu, [pembicaraan], baru informal,” tuturnya.
Di sisi lain, Direktur Utama Antam Achmad Ardianto mengatakan pembicaraan dengan Inalum berkaitan dengan tambang bauksit perseroan itu masih tahap awal. Hanya saja, Ardianto menegaskan, perseroannya tidak akan melepas tambang Tayan ke Inalum.
“Tayan tidak akan didivestasi,” kata Ardianto kepada Bloomberg Technoz.
Dia menambahkan aset yang kemungkinan akan dilepas berupa tambang yang berdekatan dengan pabrik alumina Inalum saat ini di Mempawah.
“Yang didivestasi yang ada di dekat-dekat Mempawah,” tuturnya.
Adapun, tambang Tayan yang dimaksud Ardianto memiliki cadangan bauksit 108 juta wet metric ton (wmt) per Juni 2025, dengan potensi sumber daya mencapai 193 juta wmt.
Tambang yang telah beroperasi sejak 2013 itu turut memasok bauksit untuk fasilitas smelter yang dikendalikan Antam lewat PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) dengan kapasitas terpasang 300.000 ton per tahun.
Selain itu, tambang Tayan turut memasok bauksit untuk SGAR Mempawah, pabrik alumina kongsi Inalum (60%) bersama dengan Antam (40%).
Minat akuisisi Inalum itu menambah tekanan pada posisi aset tambang yang dihimpun Antam sampai akhir September 2025. Bloomberg Technoz merangkum sejumlah tekanan aset tambang Antam sebagai berikut:
1. Umur Pendek Pongkor
Antam membeberkan cadangan emas di tambang bawah tanah Pongkor, Jawa Barat tinggal 5 ton. Artinya, umur tambang Pongkor kurang dari 5 tahun dengan asumsi produksi ditahan di level 1 ton setiap tahunnya.
Adapun, tambang emas Antam yang telah memasuki fase pasca tambang itu diperkirakan memiliki sumber daya emas sekitar 26 ton.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam Arianto Sabtonugroho mengatakan perseroannya saat ini menjaga produksi emas dari tambang Pongkor sebesar 1 ton setiap tahunya.
“Ini konsisten dengan main plan kami untuk memproduksi sisa cadangan yang tadi tersisa 5 ton,” kata Arianto saat public expose, Kamis (11/9/2025).
2. Izin Oksibil Dicabut
Antam mencatat 4 izin usaha pertambangan (IUP) emas perseroan dicabut pemerintah, tersebar di kawasan Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang dan Boven Digoel, Papua.
Pencabutan IUP eksplorasi emas Antam merupakan bagian dari penertiban izin tambang yang dilakukan Bahlil Lahadalia saat menjabat sebagai Kepala Satuan Tugas Penataan Lahan dan Penataan Investasi Ilegal pada 2022.
Adapun, Antam belum mendapat hitung-hitungan cadangan emas di 4 IUP eksplorasi tersebut. Di sisi lain, 4 IUP eksplorasi itu berada di dalam kawasan hutan dengan luas izin masing-masing hampir mencapai 50.000 hektre (ha).
3. Blok Mandiodo Dibekukan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghentikan kegiatan operasi di blok tambang nikel Mandiodo sejak Agustus 2023. Keputusan itu diambil setelah Kejaksaan Agung menemukan praktik korupsi dengan kerugian negara mencapai Rp5,7 triliun.
Modus rasuah pada blok tambang nikel itu berkaitan dengan penerbitan Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB) Tahun 2022 yang melibatkan pejabat teras Kementerian ESDM dan sejumlah esekutif perusahaan swasta di antaranya PT Lawu Agung Mining (LAM) dan PT Kabaena Kromit Pratama.
Antam belakangan tengah mengajukan permohonan agar operasi Blok Mandiodo kembali dibuka. Hanya saja, permohonan itu belum disetujui otoritas mineral dan batu bara sampai saat ini.
4. Gag Nikel Dibekukan
Kegiatan operasi tambang nikel Antam di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat, dibuka terbatas selepas sempat dibekukan pemerintah sejak 5 Juni 2025.
Kementerian ESDM membuka kegiatan tambang Antam di Gag Nikel secara terbatas pada awal bulan ini untuk evaluasi tata kelola lingkungan di wilayah tambang tersebut.
Di sisi lain, operasi penuh tambang Gag Nikel bakal diputuskan setelah Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyelesaikan auditnya.
(naw/wdh)


































