Kapitalisasi pasar yang kini mencapai Rp14.516 triliun juga mencerminkan nilai yang besar dari seluruh perusahaan yang tercatat di bursa. Jika dibandingkan dengan sepuluh tahun lalu, pada 2015 nilai kapitalisasi pasar hanya berada di kisaran Rp5.000 triliun. Artinya, dalam satu dekade nilai tersebut telah bertumbuh hampir tiga kali lipat. Pertumbuhan ini bukan hanya menggambarkan kenaikan harga saham, tetapi juga menunjukkan semakin banyaknya perusahaan berkualitas baik yang bergabung ke pasar modal dan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi.
Bagi investor asing, pencapaian ini menjadi sinyal positif] bahwa Indonesia tetap merupakan destinasi investasi yang menarik. Dalam situasi global yang masih diliputi ketidakpastian akibat gejolak geopolitik, krisis energi, dan perubahan suku bunga dunia, pasar Indonesia tetap mampu menawarkan stabilitas dan potensi pertumbuhan yang solid. Hal ini membuat aliran modal global tetap tertarik masuk, memperkuat posisi pasar modal Indonesia dalam peta investasi internasional.
BEI sendiri menegaskan komitmennya untuk menjaga momentum positif ini. Sejumlah inisiatif terus dijalankan, mulai dari program literasi dan inklusi keuangan yang ditujukan untuk memperluas pemahaman masyarakat tentang pentingnya berinvestasi, hingga mendorong lebih banyak perusahaan potensial untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran perdana saham di BEI. Digitalisasi dan pemanfaatan teknologi perdagangan saham juga terus ditingkatkan agar akses ke pasar modal semakin mudah, cepat, dan transparan. Kerja sama erat dengan OJK serta pemerintah menjadi fondasi penting dalam memastikan bahwa pasar modal Indonesia tidak hanya tumbuh pesat, namun juga berkelanjutan dan berpihak pada kepentingan.
IHSG yang menembus level 8.000 seharusnya menjadi momentum refleksi bagi masyarakat luas tentang pentingnya berinvestasi. Pasar modal menawarkan alternatif yang bisa memberikan imbal hasil lebih besar dalam jangka panjang. Tentunya, keputusan berinvestasi tetap harus disertai dengan pengetahuan, kesabaran, serta kesadaran akan risiko yang menyertai.
Rekor baru ini juga menjadi simbol bahwa pasar modal Indonesia semakin matang dan semakin mengokohkan pilar pembangunan ekonomi nasional. Pada akhirnya, pasar modal bukan hanya soal angka-angka yang tercatat di layar perdagangan, tetapi juga tentang kontribusinya dalam membangun kemandirian, kedaulatan, dan keberlanjutan ekonomi bangsa. IHSG di atas 8.000 bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal dari babak baru dalam sejarah pasar modal Indonesia.
(tim)
































