Logo Bloomberg Technoz

“Jika mereka tidak punya blending plant sendiri dan patuh saklek dengan prosess harus dilakukan blending aditif di portable blending plant sewa dari service company; maka butuh persiapan beberapa hari lagi dan mungkin [ketersediaan BBM di SPBU swasta] akan sedikit terlambat, tetapi tidak akan lama,” kata Hadi ketika dihubungi, Kamis (25/9/2025).

Tulisan pengumuman stok BBM kosong di SPBU Shell, Cikini, Senin (3/2/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Dia menjelaskan pola kerja di industri hilir migas dilakukan selama 24 jam dengan pergantian waktu kerja sebanyak tiga atau tiga kali per hari.

“Kalau asumsi hari Rabu base fuel impor sudah datang, maka target Jumat sebenarnya bisa tercapai, masih ada 2 hari untuk deliver sesuai janji,” ungkapnya.

Risiko Negosiasi

Bagaimanapun, Hadi tidak menutup kemungkinan bisa saja pasokan BBM di SPBU swasta benar-benar baru kembali normal tersedia pada awal tahun depan. Hanya saja, hal tersebut baru bisa terjadi jika SPBU swasta benar-benar tidak mencapai kesepakatan jual-beli BBM dengan Pertamina.

Menurut dia, pada tahun depan, operator SPBU swasta akan lebih siap berjualan BBM sebab program dan anggaran kerja telah disusun menyesuaikan besaran penjualan pada tahun ini.

“Awal tahun, karena WP&B [work program and budget] 2026 pada prinsipnya tidak masalah asal disampaikan volume penjualan yang lebih akurat prediksinya. Misalnya dua kali lebih besar dari kuota 2025, sehingga longgar volumenya,” tegas Hadi.

Untuk diketahui, PT Pertamina Patra Niaga (PPN) mengumumkan kargo base fuel atau bensin mentah yang akan dipasok ke operator stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta dipastikan tiba di Jakarta pada Rabu (24/9/2025).

Akan tetapi, masih terdapat beberapa badan usaha (BU) hilir migas swasta yang memerlukan waktu untuk berkoordinasi dengan kantor pusat masing-masing sehingga belum menyerahkan kebutuhan kuota BBM tambahan.

PPN mengklaim BU hilir migas swasta tersebut telah memiliki komitmen yang sama untuk segera menyampaikan kebutuhan kuota tambahan.

“Pertamina Patra Niaga menawarkan mekanisme penyediaan pasokan dengan menggunakan prosedur yang ada. Harapan kami, BU swasta dapat berkolaborasi dengan niat baik, sambil tetap menghormati aturan dan aspek kepatuhan yang berlaku di BUMN,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth Marchelino Verieza, dalam keterangan tertulis, Rabu (24/9/2025).

Roberth juga menegaskan perseroan memastikan kargo base fuel yang dibutuhkan telah tiba di Jakarta sesuai spesifikasi  Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM. Akan tetapi, dia enggan mengungkapkan besaran volume base fuel yang tiba di Tanah Air tersebut.

Dalam perkembangannya, Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura mengaku masih melakukan negosiasi terkait dengan pembelian BBM dari Pertamina, padahal impor base fuel yang dibawa Pertamina sudah tiba di Indonesia.

Vanda mengungkapkan hingga Rabu (24/9/2025) malam, perusahaannya masih mengkoordinasikan pembelian BBM tersebut.  Akan tetapi, ia enggan mengungkap kendala yang menghambat proses negosiasi tersebut.

“Nanti ya. Masih sedang dikoordinasikan, jadi nanti tunggu saja update-nya,” kata Vanda ditemui awak media di kantor Kementerian ESDM, Rabu (24/9/2025) malam.

Lain sisi Bahlil membeberkan perusahaan pengelola SPBU swasta sudah sepakat untuk membeli bensin dari Pertamina untuk mengisi kekosongan saat ini. Bahlil menargetkan SPBU swasta bisa kembali menjual BBM dalam 7 hari, terhitung sejak Jumat (19/9/2025).

“Dipastikan bahwa karena pasokan Pertamina yang sekarang sudah dicampur, jadi kemungkinan besar impornya impor baru,” kata Bahlil dalam konferensi pers, Jumat pekan lalu.

Adapun, berdasarkan data Kementerian ESDM, Pertamina Patra Niaga memiliki sisa kuota impor sebesar 34% atau sekitar 7,52 juta kiloliter (kl) sampai akhir tahun ini.

Kuota itu dianggap cukup untuk memenuhi tambahan alokasi bagi SPBU swasta hingga Desember 2025 sebesar 571.748 kl.

(azr/wdh)

No more pages