Logo Bloomberg Technoz

“Mengingat gangguan operasional di Freeport dan sentimen makro global yang mendukung, harga tembaga berpotensi terus meningkat,” tegas Wahyu.

Dia memproyeksi, harga tembaga global berpotensi menguji level US$10.500 dalam waktu dengan dengan nilai resistance terdekat di level US$10.250 per ton. Jika level tersebut tertembus, maka tembaga akan menguji resistance berikutnya di level US$10.500 per ton.

Sementara itu, level support terdekat tembaga diprediksi di kisaran US$9.800 per ton. Wahyu memprediksi jika harga tembaga anjlok ke level itu, maka nilai resistance berikutnya yang akan diuji pada kisaran US$9.650 per ton.

Outlook jangka pendek cenderung bullish atau menguat. Gangguan pasokan dari Freeport dan pelemahan dolar AS akan terus menjadi katalis positif. Harga berpotensi menguji level US$10.500,” ungkap Wahyu.

Tumpukan logam tembaga./dok. Bloomberg

Sebelumnya, Wahyu memprediksi kapasitas produksi tambang Freeport yang turun menjadi 30% dari kapasitas normal membuat 2,3% pasokan tembaga dunia terganggu.Secara keseluruhan, kata dia, tambang Grasberg memproduksi sekitar 816.466 ton tembaga pada 2024. Besaran tersebut mewakili sekitar 3,6% dari total produksi tembaga dunia.

Perinciannya, lanjut dia, tambang GBC memproduksi sekitar 133.800 ton bijih per hari atau sekitar 64% dari total kapasitas produksi tambang Freeport. Walhasil, ketika operasional GBC berhenti, maka 64% produksi Freeport terhenti.

“Jika operasional GBC yang menyumbang 64% dari produksi Freeport dihentikan, pasokan tembaga global yang terganggu adalah sekitar 64% dari 3,6%, atau sekitar 2,3% dari total pasokan tembaga dunia,” kata Wahyu ketika dihubungi, pekan lalu.

Meskipun angka tersebut terlihat kecil, Wahyu memandang pasar komoditas tembaga cukup sensitif menghadapi kabar gangguan pasokan dari negara-negara produsen utama tembaga.

Pencarian 5 Pekerja Dilanjutkan

Untuk diketahui, sebanyak 7 pekerja terjebak di tambang bawah tanah setelah insiden longsor material basah di area Grasberg Block Cave, Senin (12/9/2025) sekitar pukul 22.00 WIT.

Tim penyelamat PT Freeport Indonesia (PTFI) masih terus mencari lima pekerja yang terjebak di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave setelah menemukan 2 pekerja dalam kondisi meninggal dunia.

Berdasarkan hasil identifikasi tim medis bersama pihak kepolisian, kedua pekerja yang ditemukan adalah Wigih Hartono dan Irawan, keduanya berprofesi sebagai teknisi listrik (electrician) dari PT Cita Contract.

“Pada 20 September 2025 pukul 08.45 WIT (Waktu Indonesia Timur), tim penyelamat tambang bawah tanah telah menemukan dua rekan kerja kami yang terdampak insiden luncuran material basah di area Grasberg Block Cave. Namun dengan sangat menyesal dan berduka kami sampaikan mereka telah meninggal dunia,” kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas, dalam video yang diterima, Minggu (22/9/2025).

Tony menegaskan proses evakuasi tujuh pekerja di areal tambang bawah tanah tersebut terus dilanjutkan oleh tim penyelamat. Akan tetapi, dia mengakui bahwa proses penyelamatan tersebut penuh risiko dan memiliki tantangan yang besar.

Selain itu, Tony menyatakan perseroan turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan, dia menyatakan Freeport akan terus terus mendampingi dan memberikan dukungan kepada keluarga korban.

“Tim penyelamat kerja tanpa henti membuka akses lokasi keberadaan dengan mengerahkan seluruh sumber daya, peralatan, dan keahlian yang kami miliki. Meski terus menghadapi tantangan yang sangat besar dan risiko keselamatan yang sangat tinggi,” ujar Tony.

Evakuasi longsor di tambang Grasberg Block Cave milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Papua Tengah, Kamis (11/9/2025) malam. (dok. Freeport Indonesia)

Terpisah, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyampaikan bahwa dari tujuh pekerja yang terjebak di area tambang Grasberg Block Cave (GBC), dua orang di antaranya berstatus warga negara asing.

Dia merinci, salah satunya merupakan pekerja asal Cile, sementara seorang lainnya berasal dari Afrika Selatan. Adapun lima pekerja lainnya dipastikan merupakan tenaga kerja Indonesia.

Tri menambahkan, akibat insiden luncuran material tersebut, kegiatan operasional tambang GBC untuk sementara dihentikan. Kondisi ini membuat kapasitas produksi Freeport turun menjadi sekitar 30% dari kemampuan normal. 

Adapun, tembaga dilego di harga US$9.989 di London Metal Exchange (LME) pada penutupan Jumat (19/9/2025), menguat 0,49% dari penutupan hari sebelumnya.

Sekadar catatan, Freeport sebelumnya mengungkapkan bahwa Kementerian ESDM menyetujui volume bijih yang ditambang perusahaan sebanyak 212.000 ton per hari dalam revisi rancangan kerja anggaran dan biaya (RKAB) 2025.

Dalam bijih tersebut terdapat 1% kandungan tembaga dan 1 gram/ton emas. Sementara itu, bijih yang ditambang secara tahunan ditargetkan sebanyak 75—77 juta ton untuk tahun ini.

Jumlah konsentrat yang diproduksi secara harian disetujui sebanyak 10.000 ton dan secara tahunan 3,5 juta ton, tergantung kadar tembaga yang ditambang. Kemudian, produksi tembaga tahun ini sebanyak 1,67 miliar pon, emas 1,6 juta ons, dan 5,7 juta ons.

(azr/yan)

No more pages