Harga Tembaga Diprediksi Tetap Bullish Imbas Longsor Freeport
Azura Yumna Ramadani Purnama
22 September 2025 09:13

Bloomberg Technoz, Jakarta - Analis komoditas mempredikskan harga tembaga dunia tetap dalam tren menguat, meskipun sempat terkoreksi dibawah US$10.000 per ton. Tren penguatan harga tembaga diprediksi berlanjut imbas gangguan pasokan di tambang Grasberg Block Cave (GBC) milik PT Freeport Indonesia (PTFI) masih terjadi, serta melemahnya indeks dolar Amerika Serikat (AS).
Analis komoditas dan Founder Traderindo Wahyu Laksono menilai, harga tembaga tetap dalam tren yang kuat bahkan harganya berpotensi menguji level US$10.500 hingga US$10.800 per ton dalam jangka pendek hingga menengah.
Wahyu mengatakan, gangguan operasional di tambang GBC milik Freeport cukup berdampak terhadap harga tambang global. Sebab tambang tersebut menjadi salah satu tambang tembaga terbesar di dunia, sementara longsor yang terjadi menyebabkan kapasitas produksi Freeport turun hingga 70%.
“Sebagai salah satu tambang tembaga terbesar di dunia, gangguan ini seharusnya memicu kekhawatiran pasokan dan mendorong harga naik,” kata Wahyu ketika dihubungi, Senin (22/9/2025).
Menurut Wahyu, gangguan operasional di tambang milik Freeport tersebut memberikan katalis positif bagi pergerakan harga tembaga. Terlebih, indeks dolar AS terus mengalami pelemahan usai Bank Sentral AS atau The Fed memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) pada pekan lalu.































