Logo Bloomberg Technoz

Vale Yakin Permintaan Nikel Buat Baterai Terjaga, Meski Ada LFP

Azura Yumna Ramadani Purnama
12 September 2025 12:30

Nikel sulfat (kiri), kobalt sulfat (tengah), dan mangan sulfat./Bloomberg- SeongJoon Cho
Nikel sulfat (kiri), kobalt sulfat (tengah), dan mangan sulfat./Bloomberg- SeongJoon Cho

Bloomberg Technoz, Jakarta – PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) meyakini permintaan nikel untuk baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) tetap dalam level yang terjaga, meskipun baterai EV berbasis lithium ferro phosphate (LFP) tengah berkembang pesat.

Presiden Direktur Vale Indonesia Bernadus Anto memandang, meskipun baterai LFP memiliki harga yang lebih murah daripada baterai nickel manganese cobalt (NMC), tetapi baterai berbasis nikel memiliki daya tempuh yang lebih unggul dan diminati segmen mobil listrik premium.

Selain itu, dia menilai permintaan nikel untuk baterai EV akan meningkat pada masa mendatang akibat pesatnya perkembangan teknologi. Salah satunya, baterai solid state yang berbasis nikel diprediksi akan mengkerek permintaan komoditas tersebut.


“Salah satu contoh mungkin kita berbicara tentang solid state battery. Ini yang mungkin diproyeksikan mulai dikomersialkan awal 2030-an. Teknologi ini dapat membutuhkan nickel-rich cathode,” kata pria yang akrab disapa Anto itu, di Pubex Live 2025, dikutip Jumat (12/9/2025).

Modul yang dibongkar dari baterai kendaraan listrik ion-litium./Bloomberg-Kiyoshi Ota

Permintaan Sektor Lain